Friday, March 31, 2017

Ayo Potong Rambut di Salon


            Hari Jumat telah tiba. Seperti rencana awal, hari ini saya berencana potong rambut bersama Nafeeza. Sudah sejak lama rasanya ingin memotong rambut, namun waktunya belum pas. Kebetulan pagi ini Zafran tidur setelah sarapan pagi. Alhamdulillah ada waktu bagi saya dan Nafeeza untuk segera bersiap-siap pergi ke Salon.
            Salon yang kami rencanakan agak jauh dari rumah, kami harus menggunakan angkot untuk pergi kesana. Berhubung harus membawa dua anak, saya meminta bantuan Mama untuk menemani kami. Setelah menghubunginya, Mama pun segera datang kerumah. Kami bersiap-siap dan segera berangkat. Angkot yang kami tunggu akhirnya datang, kami segera naik kedalam dan menikmati perjalanan. Zafran baru pertama kali diajak naik angkot. Ia terlihat lelap tertidur dalam perjalanan. Mungkin baginya terasa seperti diayun-ambing.
       Tibalah kami pada tempat tujuan. Salon Muslimah ini merupakan salon khusus untuk perempuan. Ketika masuk kedalamnya kami merasa nyaman dan tenang. Untunglah hari jumat tidak begitu banyak pelanggan, sehingga kami bisa segera dilayani. Setelah mengisi buku tamu, saya memberitahukan maksud kedatangan saya pada petugas salon. Ia meminta kami menunggu sebentar lalu Nafeeza dipanggil pertama untuk dipotong rambutnya.
  Saya agak khawatir sebenarnya, takut Nafeeza menolak untuk dipotong. Namun ternyata saya salah, Ia tak menolak permintaan petugas salon. Ia menurutinya dan menjawab semua pertanyaan petugas salon dengan detil. Petugas salon memintanya menaiki tempat untuk keramas. Nafeeza dikeramas dengan air hangat, lalu kemudian diberikan handuk untuk mengeringkan rambutnya. Tak ada perlawanan sama sekali dari Nafeeza. Ia mengikuti semua permintaan petugas salon dan menikmati setiap langkahnya. Setelah menanyakan model seperti apa yang diinginkan untuk rambut Nafeeza, petugas salon pun langsung beraksi dengan cekatan, sementara rambut saya setelah dikeramas dipotong sesuai dengan keinginan.
          Alhamdulillah Zafran dan Mama bisa menemani dan menikmati suasana sambil melihat sekitar. Zafran mengamati banyak orang baru yang belum dikenalnya. Sesekali ia melihat dengan tajam kearah perempuan muslimah lainnya. Ketika ada yang mengajaknya mengobrol atau sekedar menyapanya, Ia tersenyum dan menjulurkan lidahnya.
Nafeeza selesai potong rambut, saya senang melihatnya karena kini terlihat lebih cantik. Model baru rambutnya membuatnya terlihat seperti lebih dewasa. Tak lama kemudian, Zafran menangis. Agaknya Ia haus dan ingin digendong oleh saya. Maka sambil rambut saya diblow, saya menyusui zafran agar Ia tidak menangis lagi.  Tak terasa proses blow sudah selesai dan kami segera bersiap-siap menuju kasir.
            Papa Nafeeza yang sedang dalam perjalanan tak sabar melihat rambut baru anaknya, saya mengiriminya foto Nafeeza. “Terlihat seperti anak dewasa”, katanya. Ya… memang model rambut Nafeeza beda dari sebelumnya. Setelah membayar dikasir, Kami keluar salon dan segera menuju mobil Angkutan kota. Mobil angkot akhirnya jalan dan dalam perjalanan pulang Zafran dan Nafeeza tertidur. Untungnya penumpang mobil angkot in itidak terlalu banyak, sehingga kami bisa duduk dengan nyaman. Sampai juga akhirnya kami ditempat tujuan. Dirumah, Nafeeza dan Zafran beristirahat.
Alhamdulillah proses potong rambut berhasil dan berjalan lancar. Terima Kasih Nafeeza, Zafran, dan Mama…
#tantanganharikedelapan
#level3
#kuliahbunsayIIP
#bundasayang
#IIP
#Myfamilymyteam

           

            

Berlatih Iqra Kembali

Gambar diambil dari web. rumah abaca.com

            Hari Kamis Kami melanjutkan  rencana belajar Iqra. Sesuai rencana awal, belajar iqra lanjutan tinggal box 9 dan 10. Nafeeza tampak bersemangat sekali. Ia ingin segera menamatkan belajarnya dan  maju ke level selanjutnya. Box 9 dan 10 huruf hijaiyah yang dihapalkan agak susah dilafalkan. Saya mengulang beberapa huruf seperti “kho dan qof”,  rupanya masih tertukar dengan huruf kembarannya yaitu ja dan fa. Feeza mungkin lupa ciri-cirinya. Maka setiap pengulangan huruf, saya selalu menekankan ciri-ciri huruf yang harus diingat. Bismillah… kami mulai lagi menghapalkan dan akhirnya berhasil menamatkan dua box terakhir.
            Adiknya, Zafran masih mengikuti kami belajar sambil meremas-remas kartu hijaiyah lainnya. Walaupun usianya masih 9 bulan, tetapi rasa ingin tahunya sudah tinggi. Ia sering mengamati benda yang digunakan kakaknya dan  melihatnya dengan seksama. Bahkan cenderung ingin merebut dan mencari tahu benda apa itu? . Hal inilah yang terkadang membawa pertengkaran antara Zafran dan Nafeeza. Berebut benda yang ingin digunakan. Saya sering meminta pengertian Nafeeza untuk meminjamkan barang pada adiknya. Zafran hanya ingin meminjam sebentar, Ia ingin tau benda apa itu. Jika dirasa tidak menarik maka barang tersebut akan disimpannya kembali dan ia langsung meninggalkannya untuk beralih pada barang lain.
            Proyek belajar iqra level satu pun selesai. Kami berencana akan tetap berlatih meskipun level satu sudah selesai. Agar tidak lupa, esok hari akan diulang walaupun hanya sebentar. Alhamdulillah Nafeeza sudah bisa berkomitmen dengan perencanaan yang sudah dibuat. Setelah belajar Ia ingin menuliskan kata-kata untuk Papanya dikertas. “Mama… tolong tulis, Papa I Love You… By Nafeeza ya… “ saya pun menuruti permintaannya. Selesai menulis kata-kata tersebut, Ia meminta kertasnya dan mulai menghiasi dengan gambar bunga dan kupu-kupu. “Mama… kertas ini nanti aku kasih ke Papa pas Papa pulang besok ya” . Saya terharu melihatnya. Ia menunjukkan rasa saying dan rindu untuk Papanya. “Iya Nak”,  jawab saya.
            Hari pun beranjak malam, setelah makan malam kami beristirahat sambil rebahan di kasur. Sebelum tidur, saya menanyakan  rencana potong rambut Nafeeza yang sudah tertunda selama satu minggu. Kami akhirnya menyepakati untuk potong rambut di hari Jumat. Akhirnya Nafeeza menyetujuinya dan mau potong rambut. Semoga esok hari rencana berjalan lancar, Aamiin.
#tantangan hariketujuh
#level3
#kuliahbunsayIIP
#IIP
#Bundasayang
#MyFamilyMyTeam


                

Thursday, March 30, 2017

Berlatih Iqra dengan Flash Card

 
gambar diambil dari web Rumah baca.com
            Hari Rabu kami kembali beraktivitas dirumah. Berhubung Nafeeza sedang libur, maka kami merencanakan untuk belajar iqra bersama-sama. Berlatih iqra yang tidak menggunakan buku, melainkan menggunakan kartu yang bertuliskan huruf hijaiyah. Cara ini dirasa lebih efektif karena belajar perhuruf untuk digabung menjadi kata. Nafeeza lebih tertarik menggunakan metode ini dibandingkan dengan membaca buku per halaman. Konsentrasinya lebih fokus karena hanya melihat satu saja huruf setiap ditanya. Selain itu ada beberapa gambar donat yang menggoda dan dikemas dengan metode permainan ular tangga.
 Kami pun mulai menyiapkan peralatan yang diperlukan. Zafran menemani saya dan Nafeeza belajar sambil bermain. Alat yang diperlukan hanyalah seperangkat kartu flashcard dari box satu sampai sepuluh. Aturan permainannya kita harus menghapalkan terlebih dahulu setiap box, baru bisa lanjut ke box selanjutnya. Tentunya dengan kenaikan tingkat kesusahan yang berbeda-beda. Semakin tinggi boxnya semakin sulit untuk dihapal atau dilafalkan. Setiap box berisi beragam jumlah huruf, ada yang hanya 6, ada yang 12 ada juga yang 10. Oleh pembuatnya sudah dirancang sedemikian rupa, sehingga anak akan menghapal huruf  hijaiyah mulai dari yang mudah, agak sulit, dan sulit. Terbukti memang pada box ketiga ada beberapa huruf yang Nafeeza sering tertukar pelafalannya, misalnya : huruf Tha dengan Dzo , dan huruf Sho dengan Dhlo perlu diulang beberapa kali agar Nafeeza hapal dan paham perbedaannya.
Target dari pembelajaran metode flash card ini berbeda-beda untuk setiap anak. Menurut petunjuk penggunaan, setiap anak belajar huruf dalam 1 box hijaiyah hanya sekitar 5-10 menit setiap harinya. Jika Ia sudah hapal lebih cepat dari target waktu maka bisa dilanjutkan sesuai dengan kemampuan sang anak, namun apabila belum  bisa mencapai target satu box dalam satu hari, bisa diulang dihari berikutnya. Alhamdulillah karena proyek belajar iqra ini masih level 1 Nafeeza dalam satu hari sudah bisa menghapalkan 8 box sekaligus. Box 1 sampai dengan 5 adalah box dasar yang memang sering diulang di buku iqra satu. Oleh karena itu, ketika mengulang tidak ada kesulitan yang berarti.
Zafran adik Nafeeza ikut belajar sambil memegang kartu huruf hijaiyah. Meskipun belum paham, namun Ia mulai mendengar dan  melihat hurufnya sambil bermain. Alhamdulillah proyek belajar iqra berjalan lancar, kami berencana untuk melanjutkannya esok hari supaya bisa menamatkan level satu dan melanjutkannya ke level 2. Selesai belajar, saya menceritakan pada Papa Nafeeza Apa yang sudah kami lakukan  tadi, setelah hari sebelumnya saya memberitahukan akan mengajarkan Nafeeza metode Iqra.
Semoga Nafeeza selalu semangat belajarnya dan  metode flash card ini membuat Nafeeza dan Zafran lebih memahami cara membaca huruf  hijaiyah dengan lebih menyenangkan. Aamiin..
#tantanganharikeenam
#level3
#kuliahbunsayIIP
#IIP
#Bundasayang

                

Wednesday, March 29, 2017

Berlibur Bersama Keluarga



Proyek keluarga kami berlanjut di hari Selasa. Berenang dipagi hari setelah sarapan adalah saat yang tepat untuk kembali berolahraga. Nafeeza tentunya senang sekali dan sangat bersemangat. Ia mengajak kami semua untuk segera pergi ke kolam renang setelah berfoto bersama diarea depan kolam teratai.
Kami pun bersiap-siap untuk berenang, setelah berganti baju. Hari selasa kolam renang lebih ramai dari sebelumnya. Orang yang datang pun beragam usianya, mulai dari bayi, anak,  remaja,  hingga kakek-kakek. Menikmati liburan santai dikolam  renang memang mengasyikkan apalagi bersama keluarga. Semua terlihat gembira. Untuk kedua kalinya Zafran bermain air lagi dengan digendong Papanya. Ia tampak bersemangat menggerakkan kedua tangannya, apalagi saat bisa memercikkan air disekitar ditemani kakaknya.
Rasanya momen seperti ini ingin setiap hari diulang dan tak mau berakhir. Berlibur bisa mengembalikan  pikiran menjadi fresh. Berlibur juga mendekatkan hubungan batin antar anggota keluarga. Setiap momennya memberi kenangan tak terlupakan. Tempat menginap kami pun menyuguhkan pemandangan yang luar biasa. Saat berfoto dibelakangnya ada kolam ikan yang dihiasi dengan teratai yang cantik. Selain itu latar belakang pegunungan dengan awan putih diatasnya semakin membuat indah untuk dipandang. Tentunya sayang untuk dilewatkan begitu saja tanpa ada dokumentasi kenangan. Selesai foto bersama, kami berjalan-jalan disekitar tempat menginap. Melihat berbagai model rumah khas Jawa Barat dengan ornamen kayu yang dominan. Berlibur disini memang mengasyikkan dan bikin betah untuk berlama-lama.
Tak terasa waktu beranjak siang, sudah waktunya untuk keluar hotel dan bersiap menuju perjalanan pulang. Ada banyak kenangan di Garut. Kami berharap suatu saat nanti bisa berlibur kembali bersama keluarga.
Malam hari akhirnya kami tiba dirumah dengan selamat. Waktunya beristirahat agar esok hari bisa kembali beraktivitas.
#Tantangan harikelima
#level3
#KuliahBunsayIIP
#IIP
#BundaSayang


Tuesday, March 28, 2017

My Family Project Part Two


            Hari senin tanggal 27 Maret Alhamdulillah kami bisa berkumpul bersama dirumah. Papa Nafeeza mendapat cuti satu hari jadi kami bisa menikmati hari bersama. Senin ini sesuai rencana awal di hari minggu, kami merencanakan untuk berenang. Sudah lama kami tidak berenang di air hangat bersama-sama. Nafeeza memiliki alergi dingin, jadi selalu diusahakan untuk renang di air hangat agar alerginya tidak kambuh.
            Pagi itu saya berusaha membereskan  rumah terlebih dahulu supaya ketika pulang tidak berantakan. Awalnya karena semua terlihat  lelah minggu malam saya berdiskusi dengan suami agar berenang di Bandung saja mencari air hangat. Diluar dugaan ketika pagi menuju siang, rencana berubah. Kami memutuskan untuk berenang di Garut sambil menginap dan berlibur. Hanya satu hari saja, supaya perjalanan dirasa tidak terlalu melelahkan.
            Senang sekali rasanya diberi alternatif oleh suami. Garut adalah kota yang sudah lama tidak kami kunjungi. Selain berenang disana, diperjalanan kami bisa melihat pemandangan, dan berencana untuk bersilaturahmi dengan teman lama. Saya mempunyai teman SMA yang sudah lama tidak bertemu.
            Tak terasa waktu menunjukkan pukul 10 pagi. Setelah semua mandi dan sarapan, saya menyiapkan bekal baju dan makanan untuk diperjalanan. Nafeeza terlihat senang sekali dengan rencana liburannya. Olahraga renang adalah kesukaannya, apalagi berenang di air hangat sekaligus berendam setelahnya, membuat badan terasa rileks dan segar .
            Jam 12.30 kami berangkat, perjalanan dari Bandung menuju Garut ramai lancar . Tiba-tiba di Rancaekek hujan badai pada pukul 14.30. Laju kendaraan terhenti karena aliran air yang deras membuat jalanan banjir. Sudah langganan setiap harinya jika hujan deras, sering terjadi banjir, dan mobil tidak bisa melewatinya.
            Alhamdulilah macet yang dikarenakan banjir pun mereda, perjalanan menuju Garut lancar, dan kami tiba ditempat tujuan  pada pukul 15.30. Berhubung senin kemarin hari libur anak sekolah, tempat menginap kami ramai dikunjungi anak-anak yang sedang berlibur bersama orang tuanya.  Semua terlihat senang dan menikmati hangatnya air dikolam renang bahkan hingga malam hari.
            Proyek liburan keluarga kali ini terasa sangat menyenangkan. Alhamdulillah Zafran tidak rewel dan menikmati suasana. Walaupun baru pertama kali diajak berenang oleh Papanya, Ia terlihat bahagia menikmati cipratan air hangat yang dimainkan didepan mukanya. Bahkan beberapa kali hampir terminum.
            Syukur pada Allah SWT atas nikmatnya yang tak terhingga hingga kami bisa berkumpul dan berlibur menikmati hangatnya air di Garut. Semoga akan ada kesempatan lain menginap bersama dengan keluarga besar kami. Aamiin…

#Tantanganharikeempat
#KuliahbunsayIIP
#Bundasayang
#IIP
#level3

#myfamilymyteam

Sunday, March 26, 2017

Apresiasi Proyek Keluarga Pertama


Alhamdulillah proyek market day kemarin sudah berhasil kami kerjakan. Senang rasanya karena kami sudah bisa melaksanakan sesuai dengan rencana. Nafeeza senang karena Ia mendapat untung dari penjualannya. Saat saya tanyakan apa yang akan dilakukan dengan uang hasil penjualannya kemarin, Ia bilang ingin berenang dan jalan-jalan ke Taman. Rencana refreshing bersama yang memang biasa kami lakukan di hari minggu. Kami pun menyetujui rencana tersebut.
Taman Lansia adalah taman dikota Bandung yang sering dikunjungi orang untuk sekedar berolahraga, berjalan-jalan, atau mencari barang. Hari minggu banyak orang berjualan di Taman. Barang yang dijualnya pun beragam, mulai dari pakaian anak, dewasa, kerudung, jaket, makanan, mainan, dan masih banyak lagi. Walaupun hari sudah siang, jam 12 siang orang-orang masih saja ramai mendatangi taman. Ditambah dengan cuaca yang mendukung karena tidak terlalu panas, maka taman merupakan tempat yang asyik untuk sekedar bersantai bersama keluarga dan wisata kuliner. Kami pun masih menikmati suasana taman, sekedar berjalan-jalan mencari makanan camilan, atau mencari barang yang kami perlukan. Asyik memang berjalan ditaman, sambil menikmati udara segar.
Jalan-jalan ke Taman sebagai penghargaan atas usaha kami semua dalam  proyek Market Day dan refreshing di hari libur sudah dikerjakan. Kami memutuskan untuk pulang kembali ke rumah dan beristirahat sejenak melepas lelah. Berhubung ada keperluan dan ingin bersilaturahmi selepas beristirahat, kami memutuskan untuk mengunjungi rumah Kakak di daerah Cibiru. Kebetulan memang kami belum pernah kesana. Alhamdulillah senang bisa berkumpul kembali dengan keluarga karena kebetulan Bapak dan Ibu mertua juga hadir disana.
Anak-anak bermain bersama, ada yang seumuran dengan Nafeeza. Adiknya pun sama, punya teman bayi yang hanya berjarak 3 bulan. Semua larut dalam suasana bahagia. Saling bercerita, bermain, dan diakhiri dengan makan bersama. Tak terasa malam telah tiba, kami  berpamitan dan segera pulang kerumah.
Dalam perjalanan pulang kerumah, kami berbincang dan merencanakan kegiatan untuk esok hari. Alhamdulillah Ayahnya bisa libur dan bisa menemani kami berjalan-jalan. Sudah lama  Nafeeza tidak berenang di air hangat, maka kami membuat rencana untuk berenang esok hari, dan membeli beberapa kebutuhan sehari-hari sebelum pulang kerumah.  Bersyukur karena minggu ini kami bisa berkumpul dan menikmati hari libur bersama.
#tantanganharike3
#KuliahBunsayIIP
#Level3
#IIP

#Myfamilymytea

Friday, March 24, 2017

My Family My Team


            Alhamdulillah kegiatan market day sudah selesai dilaksanakan. Berhubung saya mempunyai anak yang masih bayi jadi saya tidak bisa meninggalkannya dirumah. Nafeeza ditemani oleh Neneknya. Market Day bertempat di halaman sekolah Feeza pada pagi hari. Semua anak yang bertugas sebagai penjual mulai bersiap-siap menjajakan dagangannya dengan dibantu oleh orang tuanya. Agaknya mereka sudah mulai terbiasa dan paham pola jual beli. Semua tampak senang dan bahagia dalam kegiatan tersebut.
            Mendengar dari cerita Neneknya, kegiatan market day baru dimulai pukul 9 pagi. Setelah semua siap, gurunya memberitahukan beberapa aturan.  yang pertama belanja adalah anak-anak secara bergantian, kemudian Ibu guru, setelah itu orang tua murid. Aturan untuk kegiatan  market day harga barang yang dijual adalah 2000 dan 4000 rupiah. Anak belajar menjadi penjual dan pembeli secara bergantian. Pada acara ini, orang tua murid juga bisa ikut berpartisipasi. Orang tua diperbolehkan untuk membeli barang dagangan. Biasanya stand yang diserbu oleh mereka adalah para penjual makanan, lain halnya dengan anak-anak yang lebih memilih untuk membeli mainan.
            Berhubung ini kali ketiga Feeza menjadi penjual, saya yakin Ia sudah mengerti aturan mainnya. Benar saja, ketika pulang Ia memperlihatkan hasil jualannya. Alhamdulillah laku, hanya tersisa 3 stiker kecil yang dibawa pulang.  Setelah dihitung uang hasil jualannya ada Rp 80.000,- senang rasanya karena Feeza sudah berhasil. Selain sebagai penjual ia juga diberi kesempatan untuk menjadi pembeli. Senang sekali rasanya melihat Ia  pulang membawa mainan dan pulpen hasil pembeliannya di market day dengan bahagia. Langsung saja ia meniup balonnya dan mencoba pulpen warna-warni. Semoga ilmu market day ini menjadi bekal untuk masa depannya menjadi penjual yang jujur, untung, dan sukses. Aamiin…
#tantanganharikedua
#level3                                                                                                                
#KuliahBunsayIIP
#bundasayang
#myfamilymy team
#IIP

#Ibuprofesional

Thursday, March 23, 2017

My Family Project Part One

Part One
            Tantangan level 3 dari Kuliah Bunda Sayang kali ini semakin berat. Kami diminta untuk membuat family project yang melibatkan seluruh anggota keluarga. Proyek ini dibuat dan dilaporkan dalam 3 hari berturut-turut yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan penghargaan. Ada unsur komunikasi produktif yang harus terkandung didalamnya, supaya kegiatan bisa berjalan dengan baik. Diskusi yang dilaksanakan ketika perencanaan dapat mempererat hubungan kasih sayang dan komunikasi antar keluarga.
            Baiklah, dengan mengucap bismillah… kita mulai family project yang pertama. Kami memulainya dengan market day atau hari jualan . Kegiatan ini diadakan rutin setiap kuartal diakhir bulan oleh sekolah anak saya. Market day mengajarkan anak agar mengetahui bagaimana akad jual beli yang baik menurut islam. Selain itu, anak menjadi tahu bagaimana penggunaan uang sebagai alat tukar dalam jual beli. Nominal yang diajarkan masih skala kecil yaitu 2000 dan 4000. Ada ketentuan barang yang dijual dapat berupa mainan ataupun makanan. Kali ini anak saya Nafeeza sudah berpengalaman dua kali sebagai penjual, sehingga ia sudah tak canggung lagi.
            Diskusi dilakukan sejak hari sebelumnya. Karena ayahnya sedang bekerja diluar kota, maka komunikasi dilakukan via telephone. Ia menelpon dan menanyakan barang apa yang dijual, serta persiapannya. Kami merencanakan apa yang akan dijual yaitu makanan dan mainan. Setelah berdiskusi akhirnya makanan ringan yang dijual yaitu Risoles dan mainannya ada beberapa ular tangga, stiker, water beads, dan pesawat. Rencana selanjutnya adalah kami mulai menuliskan peralatan apa saja yang dibutuhkan, kemudian menyiapkannya. Tak lupa label harga ditempelkan pada barang-barang yang kami jual.
            Nafeeza diputuskan sebagai penjualnya, sedangkan saya membantu persiapan peralatan dirumah. Ia terlihat senang sekali, bahkan membantu saya mempersiapkan hingga malam. Beberapa barang yang sudah dilist mulai kami kumpulkan supaya esok hari tak ketinggalan. Ada stiker, mainan, koper untuk menjajakan dagangan, tempat menerima uang dagangan, serta tas belanjaan. Semoga market day esok hari bisa berjalan lancar dan jualannya laris. Aamiin…
#tantangan hari1
#level3
#Myfamilymyteam
#KuliahBunsayIIP
#Bundasayang
#Ibu Profesional
#IIP



Wednesday, March 15, 2017

Aliran Rasa Melatih Kemandirian Anak




            Materi kedua tentang kemandirian ini membuat saya banyak belajar dalam melatih kesabaran mendidik anak untuk belajar mandiri. Perlu konsistensi dan semangat yang luar biasa, baik dari ibunya maupun anaknya. Selain itu, dukungan dari seluruh anggota keluarga juga memberikan dampak pada anak yang sedang belajar melatih kemandiriannya.
            Tidak gampang ternyata, namun terlihat ada perubahan sedikit-sedikit dalam diri anak saya untuk belajar mandiri terutama dalam hal makan sendiri. Masih perlu diingatkan kembali dan membiasakan dimanapun berada. Usia 5 tahun yang memang butuh pendampingan untuk belajar, juga merupakan usia kritis untuk bertanya. Tak jarang ia mengajak saya berdiskusi, mempertanyakan alasannya, dan selalu ingin penjelasan lengkap agar ia tak penasaran dengan keingintahuannya. Kita tak bisa asal bicara, asal meminta, karena memang semua harus dipertanggungjawabkan. Jangan sampai ada kesalahan dalam pemikirannya, karena suatu saat nanti ialah yang menjadi contoh untuk adik-adiknya.
            Saya hanya bisa berusaha melatihnya perlahan, semoga suatu saat nanti ia menyadari dengan sendirinya untuk belajar makan sendiri tanpa diingatkan. Saya yakin dia bisa. Semua yang saya latih adalah untuk kebaikan dirinya dikemudian hari. Walaupun perjuangan belum berakhir, namun semangat haruslah terus dipupuk. Semangat Nafeeza ! You can do it !

Sunday, March 12, 2017

Latihan Membereskan Mainan Kembali


            Hari kedua untuk berlatih membereskan mainan kembali dimulai. Seperti biasa mainan yang dimainkan hanya itu-itu saja. Ada lego, balok kayu, boneka, dan mainan lainnya. Beberapa kali saya mengingatkan Nafeeza untuk segera meletakkan mainannya kembali ketika sudah bermain. Akhirnya kami memutuskan salah satu tas sekolahnya yang Hello Kitty dengan ukuran agak besar, digunakan untuk menyimpan mainan. Kali ini ia menuruti saya untuk membereskan mainan, namun dengan bertanya terlebih dahulu, “Kenapa mainannya harus dibereskan?” rupanya ia masih merasa malas untuk langsung beranjak membereskan mainan. Perlu penjelasan lebih lanjut agar mainan segera dibereskan. Saya pun kembali menegaskan bahwa mainan dibereskan agar Feeza tidak bingung untuk mencari ketika mainan itu akan digunakan kembali. Selain itu, rumah akan terlihat rapi dan bersih. Terjauh dari sumber debu yang menumpuk dan dapat menimbulkan penyakit. Akhirnya ia menuruti saya, dan berkata, “iya.. iya.. aku beresin”, sambil menyimpan mainannya pada tas Hello Kitty.
            Butuh waktu memang agar kebiasaan ini menjadi kebiasaan positif yang terbawa sampai dewasa kelak. Namun setidaknya, jika setiap harinya diingatkan, saya berharap ia selalu teringat untuk membereskan mainan atau benda-benda lainnya segera, supaya ia tidak repot mencarinya dikemudian hari. Jika sudah mepet waktunya, dan membutuhkan mainan atau benda yang dicari dalam waktu cepat, maka benda yang kita cari akan mudah ditemukan. Hal inilah yang selalu saya tekankan padanya.
            Lucunya jika saya sudah mengajaknya untuk makan sendiri atau membereskan mainan sendiri, ia suka mempraktekkan kalimat perintah yang saya berikan dan menirukannya kepada adiknya. Bisa Zafran, atau Kakang adik sepupunya. Misalnya saja saat saya memintanya untuk membereskan mainan legonya sebelum ia mengambil mainan yang lain. Saat itu, Kakang (adik sepupu Feeza) sedang bermain kerumah, ia meminta kakang untuk membereskan mainannya juga, dan meniru kata-kata saya. “Kakang, mainannya diberesin dong… bantuin teteh !“. Kakang yang masih berusia 2 tahun mulai mengambil mainannya dan sama-sama meletakkan dalam satu tas. Akan tetapi, hal ini tidak berlangsung sampai selesai. Kakang tertarik dengan mainan lain, dan tidak melanjutkan membereskan mainannya. Nafeeza pun langsung berteriak, “Kakang… selesaikan dulu beres-beresnya, jangan kabuuuur!!”. Alih-alih membereskan mainan, kakang yang dikejar-kejar oleh Nafeeza malah menyangka sedang bermain kejar-kejaran, dan mainan pun tak jadi dibereskan. Hmmm… kalau sudah begini, saya meminta mereka berhenti untuk berlari, dan menyuruh Nafeeza memberikan contoh kembali pada kakang. Proses belajar pun dimulai kembali. Akhirnya mereka bisa membereskan mainan dan memasukkannya pada satu kotak mainan dan satu tas Hello Kitty. Semoga istiqomah ya naak… besok kita belajar lagi.
#kuliahbunsayIIP
#melatihkemandiiran
#level2
#day10

            

Saturday, March 11, 2017

Belajar Merapikan Mainan Sendiri


            Tahap selanjutnya pembelajaran mandiri Nafeeza adalah melatihnya untuk bisa merapikan mainannya sendiri setelah ia menggunakannya. Sudah sejak lama saya sering memintanya untuk membereskan mainannya terlebih dahulu setelah main, lalu beralih ke mainan selanjutnya. Namun, hal ini belum konsisten dan disiplin dilakukan oleh Feeza. Masih perlu diingatkan dan diingatkan kembali.
            Siang hari setelah makan siang, saya meminta Nafeeza untuk membantu saya merapikan mainannya. Kalau makan sendiri sudah lama dilatih, dan perlahan mulai berhasil, saya juga mengharapkan merapikan mainan akan sukses dilakukannya sendiri tanpa harus disuruh. Mengingat sekali main ia bisa membuat beragam bentuk konstruksi gedung (menurut Nafeeza bentuk bangunan yang dibuatnya diberi nama gedung) maka banyak lego, beragam bentuk kayu akan berserakan dilantai areanya membuat konstruksi gedung. Ia seringkali beralasan tak mau membereskan mainannya karena ia belum berhasil membuat gedung sesuai dengan keinginannya. “Mama… aku masih main”. Begitu alasannya setiap kali saya memintanya untuk membereskan mainan. Padahal tak lama kemudian, ia sudah sibuk dengan mainannya yang lain, atau mulai mengobrak-abrik buku cerita yang ada dirak. Senang sih melihatnya tertarik untuk membaca buku, namun disiplinnya masih perlu ditingkatkan.
            Nafeeza memang sudah bisa membaca buku sejak usianya 4 tahun. Ia mulai tertarik dengan huruf setelah saya membacakan cerita untuknya berulang kali. Biasanya setelah hafal, ia akan menirukan gaya bercerita saya, dan sering meminta saya untuk mengulangi membacakan cerita dibuku tersebut. Alhamdulillah setelah berulang kali membaca, ia mulai mengingat setiap bacaan huruf, dan sampai sekarang jadi bisa membaca tanpa harus diajarkan untuk mengeja.
            Untuk melatih kemandiriannya dalam membereskan barang baik berupa mainan atau buku, lebih efektif jika dilakukan dengan membacakan buku cerita, mendongeng, atau menonton video bersama. Metode ini dapat dijadikan bahan ajar/ role model oleh Nafeeza, agar ia mau mencontohnya dan segera membereskan mainan. Jika ada kegiatan playdate atau bermain bersama, maka lebih efektif lagi jika dilakukan bersama dengan teman-temannya sambil bernyanyi. Ia akan mencontoh gurunya, dan mulai membereskan satu per satu mainannya kedalam kotak mainan hingga rapi. Contoh lagu yang dinyanyikan adalah “baeres-beres.. beres-beres… “ sambil memasukkan mainan satu per satu kedalam kotak. Terbukti ampuh, dan anak langsung memungut mainannya membereskan semua ketempat semula.
Saya selalu menekankan pada nafeeza bahwa membereskan mainan adalah untuk kebaikannya. Rumah akan terlihat lebih rapi dan bersih sehingga nyaman untuk bermain. Selain itu, jika suatu saat akan menggunakan mainan itu lagi, maka ia tahu dimana harus mencari mainannya tanpa rasa bingung. Selama ini jika mainan kesukaannya lupa ditaruh dimana, maka ia akan meminta mamanya untuk mencari. Kadang bila tidak ditemukan, ia akan menangis tersedu-sedu dan ingin mainannya segera ditemukan. Nah… hal inilah yang dihindari agar tidak terulang keesokan harinya.
Membereskan mainan sendiri setelah digunakan juga dilatih disekolah. Setiap anak selalu diingatkan untuk mengembalikan mainan pada tempatnya setelah digunakan. Diharapkan kebiasaan ini dilakukan terus menerus dimanapun oleh anak-anak.
Saya berharap, esok hari Nafeeza bisa menyadari pentingnya meletakkan mainan pada tempatnya, agar ia tak kebingungan lagi mencari. Aamiin…
#kuliahbunsayIIP
#level2
#melatihkemandirian
#day9




Berlatih Mandiri Bersama Teman-Teman


Hari kamis tanggal 9 maret 2017 sekolah Nafeeza mengadakan field trip ke Jendela Alam. Salah satu tempat wisata di lembang yang banyak dikunjungi oleh anak-anak sekolah. Disana mereka belajar mengenal alam, mengenal tumbuhan organik, beraneka ragam binatang disekitar kita, dan masih banyak lagi.
Awalnya, saya merelakan Nafeeza untuk belajar mandiri tanpa didampingi lagi oleh orangtuanya, namun sesaat setelah shalat subuh, Oma Nafeeza memutuskan untuk ikut mendampingi karena Ia selalu teringat akan cucunya. Baiklah, saya mencoba menghubungi gurunya, dan ternyata masih ada seat kosong di Bus. Alhamdulillah bisa ikut mengawasi bagaimana keadaan Nafeeza disana. Untuk pertama kalinya field trip kali ini Nafeeza pergi tanpa didampingi orang tuanya.
Sampai di Jendela Alam, mereka berfoto bersama. Walaupun saya tidak ikut, namun banyak orang tua murid yang mengirimkan foto di grup whatsapp dan memberitahukan keadaan anak-anak disana. Lega rasanya melihat Feeza disana aktif turut serta dalam setiap kegiatan. Pertama mereka diajarkan untuk menggiring bebek ke kandangnya. Terlihat anak-anak perempuan hanya berdiri disamping kandang, karena takut kakinya kotor dan becek, sedangkan anak laki-lakinya ada beberapa yang senang berlarian dan mengikuti arahan kakak pembimbing untuk turut serta menggiring bebek. Feeza terlihat ikut berpartisipasi walaupun hanya mengikuti dibelakang. Senang rasanya melihatnya mau bermain becek-becekan dan tidak takut kotor.
Kegiatan kedua mereka diajak untuk memetik tomat cheri, tomat kecil yang biasa digunakan untuk membuat salad buah atau salad sayur. Anak-anak boleh membawa hasil petikannya kerumah. Feeza senang sekali, dan ia menunjukkan kalau ia bisa memetiknya. Selanjutnya, kegiatan yang membuat suasana menjadi ramai adalah menangkap ikan dikolam. Dari video yang dikirimkan terlihat banyak anak yang antusias ketika mereka terjun langsung berbasah ria dan bisa menangkap ikan. Menurut cerita omanya, Nafeeza paling lama ada dikolam, bahkan sampai duduk segala. Alhamdulillah satu ekor ikan berhasil ditangkapnya dan boleh dibawa pulang kerumah. Sampai dirumah, ikan langsung digoreng dan dinikmati, hmmm… sedaap.
Nah… setelah lama berada dikolam, mereka berganti pakaian kemudian makan nasi bungkus yang sudah disiapkan gurunya. Menu kali ini ternyata nasi dan satu bagian paha ayam. Ini bagian kemandirian yang sudah dilatih sejak beberapa hari lalu. Saya sudah mewanti-wanti Nafeeza agar bisa makan sendiri bersama dengan teman-temannya sampai makanannya habis. Namun ternyata, menurut laporan omanya Ia hanya mampu menghabiskan setengah dari jatah makannya. Mungkin karena Feeza tidak terlalu suka ayam serundeng, atau ia merasa sudah kenyang dengan snack cemilan yang Ia bawa dari rumah. Setidaknya, walaupun saya tidak melihat sendiri bagaimana ia makan, namun ada keyakinan dalam diri saya bahwa Nafeeza mampu untuk bisa makan sendiri.
Cerita kemandirian Nafeeza akan terus berlanjut, dan dilatih lagi. Semoga nafeeza semakin percaya diri dan mampu menyelesaikan tantangan untuk bisa makan sendiri. Aamiin
#kuliahbunsayIIP
#melatihkemandirian
#level2

#day8
 

Circle Life of Shalia Template by Ipietoon Cute Blog Design