Saturday, March 11, 2017

Belajar Merapikan Mainan Sendiri


            Tahap selanjutnya pembelajaran mandiri Nafeeza adalah melatihnya untuk bisa merapikan mainannya sendiri setelah ia menggunakannya. Sudah sejak lama saya sering memintanya untuk membereskan mainannya terlebih dahulu setelah main, lalu beralih ke mainan selanjutnya. Namun, hal ini belum konsisten dan disiplin dilakukan oleh Feeza. Masih perlu diingatkan dan diingatkan kembali.
            Siang hari setelah makan siang, saya meminta Nafeeza untuk membantu saya merapikan mainannya. Kalau makan sendiri sudah lama dilatih, dan perlahan mulai berhasil, saya juga mengharapkan merapikan mainan akan sukses dilakukannya sendiri tanpa harus disuruh. Mengingat sekali main ia bisa membuat beragam bentuk konstruksi gedung (menurut Nafeeza bentuk bangunan yang dibuatnya diberi nama gedung) maka banyak lego, beragam bentuk kayu akan berserakan dilantai areanya membuat konstruksi gedung. Ia seringkali beralasan tak mau membereskan mainannya karena ia belum berhasil membuat gedung sesuai dengan keinginannya. “Mama… aku masih main”. Begitu alasannya setiap kali saya memintanya untuk membereskan mainan. Padahal tak lama kemudian, ia sudah sibuk dengan mainannya yang lain, atau mulai mengobrak-abrik buku cerita yang ada dirak. Senang sih melihatnya tertarik untuk membaca buku, namun disiplinnya masih perlu ditingkatkan.
            Nafeeza memang sudah bisa membaca buku sejak usianya 4 tahun. Ia mulai tertarik dengan huruf setelah saya membacakan cerita untuknya berulang kali. Biasanya setelah hafal, ia akan menirukan gaya bercerita saya, dan sering meminta saya untuk mengulangi membacakan cerita dibuku tersebut. Alhamdulillah setelah berulang kali membaca, ia mulai mengingat setiap bacaan huruf, dan sampai sekarang jadi bisa membaca tanpa harus diajarkan untuk mengeja.
            Untuk melatih kemandiriannya dalam membereskan barang baik berupa mainan atau buku, lebih efektif jika dilakukan dengan membacakan buku cerita, mendongeng, atau menonton video bersama. Metode ini dapat dijadikan bahan ajar/ role model oleh Nafeeza, agar ia mau mencontohnya dan segera membereskan mainan. Jika ada kegiatan playdate atau bermain bersama, maka lebih efektif lagi jika dilakukan bersama dengan teman-temannya sambil bernyanyi. Ia akan mencontoh gurunya, dan mulai membereskan satu per satu mainannya kedalam kotak mainan hingga rapi. Contoh lagu yang dinyanyikan adalah “baeres-beres.. beres-beres… “ sambil memasukkan mainan satu per satu kedalam kotak. Terbukti ampuh, dan anak langsung memungut mainannya membereskan semua ketempat semula.
Saya selalu menekankan pada nafeeza bahwa membereskan mainan adalah untuk kebaikannya. Rumah akan terlihat lebih rapi dan bersih sehingga nyaman untuk bermain. Selain itu, jika suatu saat akan menggunakan mainan itu lagi, maka ia tahu dimana harus mencari mainannya tanpa rasa bingung. Selama ini jika mainan kesukaannya lupa ditaruh dimana, maka ia akan meminta mamanya untuk mencari. Kadang bila tidak ditemukan, ia akan menangis tersedu-sedu dan ingin mainannya segera ditemukan. Nah… hal inilah yang dihindari agar tidak terulang keesokan harinya.
Membereskan mainan sendiri setelah digunakan juga dilatih disekolah. Setiap anak selalu diingatkan untuk mengembalikan mainan pada tempatnya setelah digunakan. Diharapkan kebiasaan ini dilakukan terus menerus dimanapun oleh anak-anak.
Saya berharap, esok hari Nafeeza bisa menyadari pentingnya meletakkan mainan pada tempatnya, agar ia tak kebingungan lagi mencari. Aamiin…
#kuliahbunsayIIP
#level2
#melatihkemandirian
#day9




0 comments:

Post a Comment

 

Circle Life of Shalia Template by Ipietoon Cute Blog Design