10 hari sudah mendongeng bersama ananda telah kami lakukan. Rasanya banyak cerita dan pengalaman baru yang kami alami ketika mendongeng setiap harinya.
Ada ide kreatif spontan yang mengalir begitu saja saat hendak mendongeng. Ibu dan anak sama-sama belajar. Menikmati proses menjadi lebih baik, dan belajar dari setiap pesan moral yang disampaikan.
Mendongeng terasa begitu mengasyikkan, saat orang tua dan anak menikmati dan menjalani prosesnya bersama.
Mendongeng bukan hanya dari cerita fantasi, kegiatan sehari-hari, tetapi binatang kesayangan dan mainan yang ada disekitar bisa menjadi ide yang luar biasa ketika sudah menemukan alur cerita dan tokoh yang berperan dalam dongeng.
Melalui dongeng, belajar terasa lebih mengasyikkan.berkhayal dan masuk menjadi tokoh dalam cerita menjadi pengalaman baru buat kami.
Esok harinya setelah mendongeng, cita-cita kami bisa menuliskan semua cerita yang ada dan membuatnya menjadi buku yang berguna untuk semua orang.
Aamiin...
#Aliranrasagamelevel10
#KelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#GrabYourImagination
Saturday, December 23, 2017
Aliran Rasa Mendongeng Bersama Ananda
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP,
Resep Mama Feeza
Saturday, December 16, 2017
Belajar Menyambung Kalimat Membuat Anak Pintar Mendongeng
Ide mendongeng kadang muncul dengan sendirinya. Saat sedang berkumpul setelah makan siang, tiba-tiba saja Nafeeza meminta saya untuk berbalas kalimat membentuk dongeng.
Ide ini memang saya yang memulai. Ketika sedang buntu, celoteh dan ide kreatif anak begitu saja muncul dan membantu kita menggarap naskah dongeng untuk mereka.
"Ma..ayo kita mendongeng. Aku satu kalimat, terus Mama lanjutin ceritaku," ujar Nafeeza.
Maka mulailah saya mendongeng dan bercerita tentang seorang anak kecil yang mempunyai sebuah mimpi.
Nafeeza menimpali dengan gaya bahasanya. Anak tersebut harus mau berusaha keras agar mimpinya berhasil.
Cerita ini terus berlanjut sampai akhirnya anak tersebut mendapatkan hasil dari kerja kerasnya. Ia berhasil mendapat juara kelas dan beasiswa. Uangnya ia simpan sebagai tabungan untuk membantu orang tuanya.
Belajar mendongeng dengan cara seperti ini cukup efektif untuk Nafeeza menambah kosa kata dan pengetahuan. Sambil mendengarkan, ia juga ikut berpikir bagaimana lanjutan cerita selanjutnya.
#Tantangan10hari
#level10
#KuliahBunsayIIP
#InstitutIbu Profesional
#day 9
#GrabyourImagination
Ide ini memang saya yang memulai. Ketika sedang buntu, celoteh dan ide kreatif anak begitu saja muncul dan membantu kita menggarap naskah dongeng untuk mereka.
"Ma..ayo kita mendongeng. Aku satu kalimat, terus Mama lanjutin ceritaku," ujar Nafeeza.
Maka mulailah saya mendongeng dan bercerita tentang seorang anak kecil yang mempunyai sebuah mimpi.
Nafeeza menimpali dengan gaya bahasanya. Anak tersebut harus mau berusaha keras agar mimpinya berhasil.
Cerita ini terus berlanjut sampai akhirnya anak tersebut mendapatkan hasil dari kerja kerasnya. Ia berhasil mendapat juara kelas dan beasiswa. Uangnya ia simpan sebagai tabungan untuk membantu orang tuanya.
Belajar mendongeng dengan cara seperti ini cukup efektif untuk Nafeeza menambah kosa kata dan pengetahuan. Sambil mendengarkan, ia juga ikut berpikir bagaimana lanjutan cerita selanjutnya.
#Tantangan10hari
#level10
#KuliahBunsayIIP
#InstitutIbu Profesional
#day 9
#GrabyourImagination
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Tokoh Binatang Kesayangan dalam Dongeng Nafeeza
Setelah mendengar dongeng fabel mengenai berbagai binatang, Nafeeza sudah bisa mengarang ceritanya sendiri. Ia mendongeng mengenai binatang kesukaannya. Tokohnya anjing dan kelinci.
Berikut adalah ceritanya :
Kali ini ia bercerita seolah binatang tersebut bisa bicara. Idenya ia dapatkan dari kejadian sehari-hari. Kelinci yang disukainya memang sering menjadi tokoh cerita.
Kini, jika mendongeng ia sudah bisa mengambil kesimpulan isi cerita. Mengambil hikmah dari cerita tersebut, pesan moral apa yang ingin disampaikan, siapa saja tokohnya, serta karàkter tokoh tersebut.
Semakin sering mendongeng, kini bukan hanya sebagai pendengar saja, namun juga sudah mulai bisa diajak berdiskusi mengenai alur dan nama tokoh yang cocok dalam cerita.
Mendongeng memang cocok sebagai metode belajar untuk Nafeeza.
#Tantangan10hari
#Level10
#KuliahBundaSayangIIP
#day8
#GrabYourImagination
Berikut adalah ceritanya :
Kali ini ia bercerita seolah binatang tersebut bisa bicara. Idenya ia dapatkan dari kejadian sehari-hari. Kelinci yang disukainya memang sering menjadi tokoh cerita.
Kini, jika mendongeng ia sudah bisa mengambil kesimpulan isi cerita. Mengambil hikmah dari cerita tersebut, pesan moral apa yang ingin disampaikan, siapa saja tokohnya, serta karàkter tokoh tersebut.
Semakin sering mendongeng, kini bukan hanya sebagai pendengar saja, namun juga sudah mulai bisa diajak berdiskusi mengenai alur dan nama tokoh yang cocok dalam cerita.
Mendongeng memang cocok sebagai metode belajar untuk Nafeeza.
#Tantangan10hari
#Level10
#KuliahBundaSayangIIP
#day8
#GrabYourImagination
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Ayo Berlatih Membuat Cerita Sendiri
Setiap malam menemaninya sambil menulis di blog, ternyata ia meniru kebiasaan Mamanya. "Boleh aku nulis di memo Mah?" Saya pun mengijinkannya.
Saya membiarkannya bercerita dan menuliskan semua imajinasinya dalam memo. Tak disangka ia berhasil membuat suatu cerita dengan alur lengkap. Ia bercerita berdasarkan pengalamannya di sekolah saat di imunisasi.
Berikut adalah ceritanya :
Ia sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa imunisasi bukan hal yang harus ditakuti. Imunisasi dilakukan untuk kesehatannya.
Alhamdulillah, kemajuannya bertambah lagi. Semoga semakin diasah semakin baik hasilnya. Aamiin.
#Tantangan10hari
#level10
#KuliahBundasayangIIP
#InstitutIbuProfesional
#day7
#GrabYourImagination
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Mendongeng Kisah Nyata? Lihat Reaksi Ananda
Dongeng tidak selalu hal yang berkaitan dengan dunia fantasi. Pernah saya membandingkan reaksi Nafeeza saat mendongeng mengenai dunia fantasi dan dunia nyata yang sering ia temui.
Hmm... diluar dugaan ia langsung diam dan fokus mendengarkan. Ia bertanya dengan antusias, " kenapa Ma? Kenapa harus begitu?"
Ternyata bercerita hal nyata bukan saja langsung mengena untuk para ibu penikmat drakor, namun juga untuk anak usia 6 tahun yang sedang belajar arti kehidupan.
Saat itu saya bercerita mengenai kehidupan sederhana anak pantai yang hidup di daerah terpencil. Mereka harus menghemat pengeluaran untuk makan dan biaya hidup. Seragam sekolah pun hanya satu.
Menu makanan sehari-hari hanya ada nasi dan ikan asin, daging hanya didapat jika tetangganya mengadakan hajatan. Namun demikian, tak pernah menyurutkan niat mereka untuk sekolah. Bahkan, mereka masih bersemangat untuk membantu orang tuanya berjualan di pasar.
Nafeeza benar-benar terbawa suasana, ia terlihat sedih dan terharu seolah sedang berada di tempat saya mendongeng. Pelan-pelan saya sisipkan pesan moral agar ia selalu bersyukur atas semua pemberian Allah.
Ia pun mendengar dengan seksama. Menangkap pesan yang saya sampaikan, berusaha mengingatnya dan mengamalkannya.
Dalam setiap kesempatan, saya selalu mengulang, mengingatkan padanya agar ia bersyukur selalu atas nikmat dan pemberian dari Allah SWT.
Alhamdulillah, sekarang pelan-pelan ia berusaha mengamalkan. Misalnya saja dengan melahap habis semua makanan di piringnya. Semoga istiqomah ya Nafeeza.
#Tantangan10hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#InstitutIbuProfesional
#day6
#GrabYourImagination
Hmm... diluar dugaan ia langsung diam dan fokus mendengarkan. Ia bertanya dengan antusias, " kenapa Ma? Kenapa harus begitu?"
Ternyata bercerita hal nyata bukan saja langsung mengena untuk para ibu penikmat drakor, namun juga untuk anak usia 6 tahun yang sedang belajar arti kehidupan.
Saat itu saya bercerita mengenai kehidupan sederhana anak pantai yang hidup di daerah terpencil. Mereka harus menghemat pengeluaran untuk makan dan biaya hidup. Seragam sekolah pun hanya satu.
Menu makanan sehari-hari hanya ada nasi dan ikan asin, daging hanya didapat jika tetangganya mengadakan hajatan. Namun demikian, tak pernah menyurutkan niat mereka untuk sekolah. Bahkan, mereka masih bersemangat untuk membantu orang tuanya berjualan di pasar.
Nafeeza benar-benar terbawa suasana, ia terlihat sedih dan terharu seolah sedang berada di tempat saya mendongeng. Pelan-pelan saya sisipkan pesan moral agar ia selalu bersyukur atas semua pemberian Allah.
Ia pun mendengar dengan seksama. Menangkap pesan yang saya sampaikan, berusaha mengingatnya dan mengamalkannya.
Dalam setiap kesempatan, saya selalu mengulang, mengingatkan padanya agar ia bersyukur selalu atas nikmat dan pemberian dari Allah SWT.
Alhamdulillah, sekarang pelan-pelan ia berusaha mengamalkan. Misalnya saja dengan melahap habis semua makanan di piringnya. Semoga istiqomah ya Nafeeza.
#Tantangan10hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#InstitutIbuProfesional
#day6
#GrabYourImagination
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Friday, December 15, 2017
3 Reaksi Anak Saat Mendengarkan Dongeng
Ada berbagai tipe anak yang memberikan reaksi berbeda saat orang tuanya mendongeng. Walaupun kebanyakan anak akan senang jika mendengarkan ada orang dewasa yang mendongeng untuknya.
Berikut adalah beberapa reaksi Feeza dan Zafran saat kami mendongeng untuk mereka.
1. Antusias
Pada beberapa dongeng yang belum pernah saya ceritakan, Nafeeza akan menanti dengan antusias lanjutan ceritanya.
Zafran yang juga ikut mendengarkan juga terlihat tertarik saat mendengar bunyi-bunyian binatang yang ia kenal.
2. Cuek
Ada kalanya Nafeeza dan zafran hanya mendengarkan dongeng saya selewat. Perhatian mereka tidak fokus. Semua yang saya utarakan hanya sebentar saja mereka dengar, selanjutnya mereka melanjutkan aktivitasnya kembali. Biasanya hal ini terjadi jika dongeng yang saya ceritakan sudah pernah didengarnya.
3. Tertawa
Saat karakter yang diceritakan dalam dongeng begitu menarik dan saya menyelinginya dengan nyanyian atau suara aneh yang lucu menurut mereka, biasanya mereka akan tertawa spontan. Artinya perhatian mereka benar-benar fokus pada dongeng saya.
Biasanya Nafeeza meminta saya mengulang suara lucu yang membuatnya tertawa, dan melanjutkan cerita dengan durasi yang panjang.
Itulah beberapa reaksi anak saat saya mendongeng. Skill mendongeng memang semakin hebat sesuai jam terbang. Selain itu latihan, materi dongeng yang menarik, dan gestur tubuh serta suara memang sangat mempengaruhi.
Selamat mendongeng dengan ananda Bunda. Semoga pesan moral yang ingin disampaikan melalui mendongeng bisa dimengerti oleh ananda. Aamiin...
#Tantangan10hari
#gamelevel10
#KelasBunsayIIP
#InstitutIbuProfesional
#day5
Berikut adalah beberapa reaksi Feeza dan Zafran saat kami mendongeng untuk mereka.
1. Antusias
Pada beberapa dongeng yang belum pernah saya ceritakan, Nafeeza akan menanti dengan antusias lanjutan ceritanya.
Zafran yang juga ikut mendengarkan juga terlihat tertarik saat mendengar bunyi-bunyian binatang yang ia kenal.
2. Cuek
Ada kalanya Nafeeza dan zafran hanya mendengarkan dongeng saya selewat. Perhatian mereka tidak fokus. Semua yang saya utarakan hanya sebentar saja mereka dengar, selanjutnya mereka melanjutkan aktivitasnya kembali. Biasanya hal ini terjadi jika dongeng yang saya ceritakan sudah pernah didengarnya.
3. Tertawa
Saat karakter yang diceritakan dalam dongeng begitu menarik dan saya menyelinginya dengan nyanyian atau suara aneh yang lucu menurut mereka, biasanya mereka akan tertawa spontan. Artinya perhatian mereka benar-benar fokus pada dongeng saya.
Biasanya Nafeeza meminta saya mengulang suara lucu yang membuatnya tertawa, dan melanjutkan cerita dengan durasi yang panjang.
Itulah beberapa reaksi anak saat saya mendongeng. Skill mendongeng memang semakin hebat sesuai jam terbang. Selain itu latihan, materi dongeng yang menarik, dan gestur tubuh serta suara memang sangat mempengaruhi.
Selamat mendongeng dengan ananda Bunda. Semoga pesan moral yang ingin disampaikan melalui mendongeng bisa dimengerti oleh ananda. Aamiin...
#Tantangan10hari
#gamelevel10
#KelasBunsayIIP
#InstitutIbuProfesional
#day5
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Thursday, December 14, 2017
Ayo Latih Anak Berpikir dengan Mendongeng
Siang itu kami berkumpul di tempat
bermain Zafran. Setelah makan siang dan beristirahat, Nafeeza menatapku dengan
sedikit memohon, “Ma… ayo kita mendongeng.” Siapa yang tega menolak permintaan
anak cantik yang kusayangi ini. Tidak dapat dipungkiri, dengan mendongengkan
berbagai macam cerita, saya perlahan bisa menyisipkan pesan moral di dalamnya.
Usia Nafeeza yang kini sudah
menginjak 6 tahun, sudah bisa mengambil kesimpulan sendiri. Memilah mana yang
baik dan buruk, bahkan memikirkan alur cerita yang utuh, agar bisa didongengkan
kembali untuk teman lainnya. Maka dari itu, kali ini saya memintanya untuk
menjawab beberapa pertanyaan guna melatihnya untuk berpikir dan konsentrasi
pada apa yang sudah diceritakan.
Melatih
konsentrasi dan daya imajinasi anak adalah salah satu manfaat yang didapat dari
mendongeng. Anak akan terlihat memperhatikan, menyimak atau tidaknya saat
kegiatan mendongeng sedang berlangsung. Kita dapat menyisipkan pertanyaan
mengenai tokoh, apa yang sedang dilakukan, dan pertanyaan lain yang menguji
konsentrasi anak. Selain itu, anak pun bisa berlatih untuk berpikir dengan
menyimak berbagai contoh kasus dari mendongeng.
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Monday, December 11, 2017
Mendongeng Rutin Bisa Melatih Konsentrasi
Kegiatan mendongeng yang kini sudah menjadi rutinitas harian sebelum tidur, memang merupakan kegiatan yang paling dinantikan oleh Nafeeza.
Kini, bukan hanya kami orang tuanya yang diminta untuk mendongeng melihat video dongeng ternyata banyak memberinya masukan mengenai ide dongeng yang akan diceritakan. Malam itu kami berkumpul bersama di kamar dan sudah bersiap untuk aktivitas mendongeng.
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Friday, December 8, 2017
Mendongeng Spontan ala Mama Feeza
Hari ini saya bertemu dengan psikolog yang akan memberitahukan perihal kematangan dan kesiapan anak sulung saya untuk masuk SD.
Sebetulnya agak deg-degan juga apa yang harus dibicarakan dan ditanyakan. Namun ternyata pembicaraan mengalir begitu saja, sampai akhirnya waktu 1 jam tak terasa habis dan giliran ibu-ibu lainnya untuk berkonsultasi.
Pembicaraan dengan Ibu Wiwied tadi menginspirasi saya untuk membuat dongeng spontan yang diminta oleh Nafeeza sebagai pengantar tidur.
Sebetulnya ketika mendongeng spontan, hal pertama yang saya ingat adalah pesan apa yang ingin saya sampaikan. Misalnya : kita harus mencatat semua kebutuhan dan hal penting agar tidak mudah lupa. Nah, setelah itu mulailah saya bermain dengan imajinasi spontan.
Pertama, saya mulai mengarang tokoh yang terlibat. Biasanya saya menggunakan sudut pandang orang ketiga. Nafeeza suka mendengar cerita dalam bentuk fabel. Cerita dimana tokohnya adalah binatang yang bertingkah laku seperti manusia.
Kedua, saya membayangkan settingnya. Tempat cerita itu terjadi, dan juga kapan kejadian cerita itu terjadi. Hal ini berlangsung sambil bercerita. Mulut berbicara, sementara otak terus berimajinasi sambil membayangkan kita berada di dalamnya.
Ketiga, saya mengatur alurnya. Apakah alurnya berupa alur maju, mundur, atau gabungan dari keduanya. Nafeeza sudah bisa menyimak cerita dengan baik, namun kadang sedikit melamun dan kurang memperhatikan yang saya bicarakan, jadi ketika bercerita, saya suka bertanya di tengah-tengah siapa nama tokohnya. Apa yang dia kerjakan ? Hanya sebagai pengingat dan alarm kalau ia harus benar-benar menyimak apa yang saya bicarakan.
Keempat, saya bayangkan hasil akhirnya. Apakah akan berakhir bahagia, sedih, atau menggantung. Biasanya anak seusia Nafeeza lebih suka kisah yang berakhir bahagia.
Alhamdulillah, sambil bercerita, ia terlihat senang mendengarkan dan bisa mengambil hikmahnya.
Kali ini saya bercerita tentang Nom-nom seekor kura-kura yang pelupa. Ia sering ketinggalan tugas dan jarang mendengarkan apa yang disampaikan oleh gurunya. Namun, suatu hari sifatnya yang pelupa itu memberinya pelajaran.
Ia terlambat sampai ke sekolah, dan tidak dapat mengerjakan soal ujian. Hingga akhirnya bu guru Cika memberinya catatan dan pulpen khusus, agar ia mau mencatat semua pelajaran dan PR yang diberikan oleh guru di sekolah.
Nom-nom pun berjanji untuk menulis dan memperhatikan gurunya. Ia tidak mau mengobrol dan bersenda gurau saat pelajaran dimulai. Kini ia menjadi anak yang rajin dan pandai.
Semoga fabel yang saya sampaikan pada Nafeeza bisa diambil hikmahnya dan ia mengerti apa yang saya sampaikan. Aamiin...
#Tantangan10hari
#KuliahBunsayIIP
#day2
#GrabYourImagination
Sebetulnya agak deg-degan juga apa yang harus dibicarakan dan ditanyakan. Namun ternyata pembicaraan mengalir begitu saja, sampai akhirnya waktu 1 jam tak terasa habis dan giliran ibu-ibu lainnya untuk berkonsultasi.
Pembicaraan dengan Ibu Wiwied tadi menginspirasi saya untuk membuat dongeng spontan yang diminta oleh Nafeeza sebagai pengantar tidur.
Sebetulnya ketika mendongeng spontan, hal pertama yang saya ingat adalah pesan apa yang ingin saya sampaikan. Misalnya : kita harus mencatat semua kebutuhan dan hal penting agar tidak mudah lupa. Nah, setelah itu mulailah saya bermain dengan imajinasi spontan.
Pertama, saya mulai mengarang tokoh yang terlibat. Biasanya saya menggunakan sudut pandang orang ketiga. Nafeeza suka mendengar cerita dalam bentuk fabel. Cerita dimana tokohnya adalah binatang yang bertingkah laku seperti manusia.
Kedua, saya membayangkan settingnya. Tempat cerita itu terjadi, dan juga kapan kejadian cerita itu terjadi. Hal ini berlangsung sambil bercerita. Mulut berbicara, sementara otak terus berimajinasi sambil membayangkan kita berada di dalamnya.
Ketiga, saya mengatur alurnya. Apakah alurnya berupa alur maju, mundur, atau gabungan dari keduanya. Nafeeza sudah bisa menyimak cerita dengan baik, namun kadang sedikit melamun dan kurang memperhatikan yang saya bicarakan, jadi ketika bercerita, saya suka bertanya di tengah-tengah siapa nama tokohnya. Apa yang dia kerjakan ? Hanya sebagai pengingat dan alarm kalau ia harus benar-benar menyimak apa yang saya bicarakan.
Keempat, saya bayangkan hasil akhirnya. Apakah akan berakhir bahagia, sedih, atau menggantung. Biasanya anak seusia Nafeeza lebih suka kisah yang berakhir bahagia.
Alhamdulillah, sambil bercerita, ia terlihat senang mendengarkan dan bisa mengambil hikmahnya.
Kali ini saya bercerita tentang Nom-nom seekor kura-kura yang pelupa. Ia sering ketinggalan tugas dan jarang mendengarkan apa yang disampaikan oleh gurunya. Namun, suatu hari sifatnya yang pelupa itu memberinya pelajaran.
Ia terlambat sampai ke sekolah, dan tidak dapat mengerjakan soal ujian. Hingga akhirnya bu guru Cika memberinya catatan dan pulpen khusus, agar ia mau mencatat semua pelajaran dan PR yang diberikan oleh guru di sekolah.
Nom-nom pun berjanji untuk menulis dan memperhatikan gurunya. Ia tidak mau mengobrol dan bersenda gurau saat pelajaran dimulai. Kini ia menjadi anak yang rajin dan pandai.
Semoga fabel yang saya sampaikan pada Nafeeza bisa diambil hikmahnya dan ia mengerti apa yang saya sampaikan. Aamiin...
#Tantangan10hari
#KuliahBunsayIIP
#day2
#GrabYourImagination
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Wednesday, December 6, 2017
Mendongeng, Sarana Edukasi dan Kedekatan Anggota Keluarga
Mendongeng adalah kegiatan yang
paling disukai Nafeeza sejak usianya masih 2 tahun. Melalui dongeng ia bisa
mempelajari banyak hal dalam kehidupan. Kosa katanya semakin bertambah, matanya
berbinar, dan tak pernah merasa bosan dengan kegiatan yang satu ini. Malah terkadang
saya yang kewalahan mencari ide segar dan baru agar dongeng yang ia dengarkan
tidak langsung di stop karena ia merasa bosan.
Kegiatan mendongeng biasanya rutin
dilakukan menjelang tidur siang, sore hari, atau menjelang tidur malam. Seperti
ada sesuatu yang kurang saat dongeng terlewatkan dalam sehari. Bahkan kini
durasinya harus panjang, jalan cerita yang rame, dan tidak berakhir dengan
kisah sedih.
Labels:
Kuliah Bunda Sayang IIP
Subscribe to:
Posts (Atom)