Saturday, September 30, 2017

Menghias Celengan Tanah Liat

Emak pasti senang jika anaknya sudah pandai mengelola tabungan sejak dini. Saya senang karena Feeza sekarang sudah otomatis menabungkan sisa uangnya dan masuk kedalam celengan.

Suatu hari kami berjalan-jalan ke Dago Dream Park. Disana ada pojok untuk menghias celengan tanah liat. Feeza langsung mengajak saya kesana, ia ingin mencobanya.

Kami pun bertanya pada petugasnya, dan membeli celengan bebek untuk dicat dengan cat acrilic. Ia pun mulai berkreasi sendiri. Mengecat bebek dengan beragam warna. Siang hari akhirnya selesai juga bebeknya dicat.
Sesampainya dirumah, dengan semangat ia langsung memasukkan uang kedalam celengannya. Alhamdulillah... celengannya bertambah lagi.
Semoga esok semakin rajin menabung ya Feeza😀

#Tantangan10hari
#kuliahBunsayIIP
#CerdasFinansial
#day10

Anak Suka Jajan ? Mari Jadi Teladan

Anak-anak pastilah memiliki keinginan untuk membelanjakan sesuatu, baik berupa barang atau makanan. Biasanya mereka meminta uang jajan. Namun, apakah jajan ini baik atau tidak ? Tentunya kita perlu mencontohkannya kepada anak. Jajan diperbolehkan asalkan mengutamakan kebutuhan yang utama. Tidak sembarang barang atau makanan bisa mereka beli dengan seenaknya. Ada beberapa makanan dan barang yang perlu pengawasan orang tua untuk membelinya. Misalnya jajanan tidak sehat dengan pengawet dan pewarna tekstil, ataupun barang yang penggunaannya tidak dibutuhkan oleh anak kita.

Pola jajan anak memang tergantung kebiasaan. Anak yang terbiasa jajan ke warung dan bisa meminta uang seenaknya akan terbiasa begitu hingga ia dewasa. Kita perlu memberi pengertian pada anak agar mereka mengerti. Begitu pula dengan barang yang tidak berguna. Jika dirumah ada beberapa, tak perlu kita mengijinkannya untuk membelinya lagi.

Nafeeza pernah meminta saya membelikan slime saat berjalan-jalan ke swalayan membeli kebutuhan bulanan. Saya memberi pengertian padanya agar ia tidak membelinya terus menerus, karena stok slime yang ada dirumah masih ada. Dengan kecewa, ia menolak penjelasan saya. Tetap merajuk ingin membeli. Namun, saya menjelaskan kembali bahwa slime miliknya belum semua terpakai. Slime hanya akan dibeli dan dimainkan sebentar kemudian dilupakan. Maka akhirnya ia mengerti, dan tidak merajuk lagi untuk membeli slime.

Alhamdulillah... saya bisa memberikan penjelasan padanya. Jika anak punya keinginan jajan, kita sebagai orang tua memang perlu mencontohkan jajan itu untuk keperluan yang utama, jangan menghamburkan uang dan boros dalam pembelanjaan. Orang tua teladan juga akan menghemat pengeluaran, dan bijak dalam pengeluaran. Kita juga tidak boleh mencontohkan pembelian barang yang tidak perlu. Jajan Acesoris wanita yang mahal misalnya.
Semoga anak kita mengerti dan semakin bijak dalam membelanjakan uang jajannya, ya Ma😄

#Tantangan10hari
#KuliahBunsayIIP
#CerdasFinansial
#Day9
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari

Ingin Anak Cerdas Finansial ? Simak Tipsnya

 Setiap Orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Dalam hal mengelola keuangan, belajar sejak dini merupakan pilihan tepat agar menjadi kebiasaan kelak saat ia dewasa. Lalu bagaimana cara agar mereka mau belajar mengelola keuangannya ?

Mari simak beberapa tips berikut ini :

a. Berikan contoh keteladanan mengelola keuangan

Sebelum berharap terlalu jauh, mari kita melirik diri sendiri terlebih dahulu. Apakah kita sudah mencontohkan pengelolaan keuangan yang bijak?
Berikan contoh bagaimana membelanjakan uang yang baik. Salahsatunya dengan mengedepankan prioritas kebutuhan, bukan keinginan. Jika sedang berbelanja ke swalayan membeli kebutuhan bulanan, kita bisa mengajak mereka untuk melihat kebutuhan rutin sehari-hari.

b. Buat Pola Pembelanjaan Keuangan Rutin

Perkenalkan kepada anak pos pembelanjaan rutin. Mana yang pokok dan yang tidak. Ajak anak untuk mengenal setiap pos pengeluaran. Dengan demikian, jika anak memiliki keinginan untuk jajan atau membeli barang tertentu, ia akan mengetahui mana yang harus didahulukan.

C. Disiplin dan Tidak Menawarkan Pembelian Barang

Terkadang jika sedang berbelanja atau jalan-jalan ada barang-barang lucu yang ingin dibeli. Pastinya kita selalu ingat dengan anak kita tercinta. Godaannya sungguh berat, hehehe...
Namun demikian, kita perlu membiasakan untuk menanamkan kebutuhan yang utama, baru keinginan. Jika kita terbiasa menawarkan barang, walaupun ia tidak memintanya atau membutuhkannya, maka ia akan terbiasa meminta barang tersebut bahkan dengan memaksa.

D. Ajarkan Cara Memperoleh Uang

Melalui program Market Day, atau program lainnya, kita bisa mengajarkan anak cara memperoleh uang. Ajarkan bagaimana caranya berjuang, uang tidaklah mudah untuk didapat.

Saya sudah mulai melaksanakan keempatnya perlahan. Kedua anak saya diajak berbelanja untuk kebutuhan pokok. Selain itu, market day sudah dilaksanakan di sekolah. Semoga semakin besar kedua anak saya bisa mengelola uang lebih bijak lagi. Aamiin.

#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#GameLevel8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#Day8

Ayo Pilah Uang Tabunganmu

Nafeeza kini mulai memahami fungsi uang. Setelah perolehan jualannya ditabung, Ia mencetuskan ide untuk membeli lagi celengan baru yang besar untuk menabung selanjutnya, karena celengan lamanya sudah penuh. Mendengar idenya, saya menawarkan alternatif lain untuk membuat celengan sendiri.

Ide membuat celengan sendiri sebenarnya sudah lama terbersit. Namun, pelaksanaannya belum juga dikerjakan. Selain sibuk dengan kegiatan rutin, saya memang belum sempat membuatkannya. Saya mengajukan ide membuat celengan dengan memanfaatkan botol bekas susu herbalife yang ada dirumah. Kebetulan neneknya yang mengkonsumsi rutin, memiliki banyak botol bekas herbalife tersebut.

"Nafeeza, kita buat celengan dari botol bekas,yuk!" Ajak saya. "Kita buat 3 celengan , 1  untuk menabung (digunakan untuk keperluan mendadak yang mendesak), 1 untuk sedekah, 1 lagi untuk jatah jajan Feeza," Ujar saya.
Kita hias botolnya dengan cat acrilic dan menempelkan kertas decoupage sebagai hiasannya. Nafeeza setuju dengan ide saya. Kini jika mempunyai uang, maka akan ada 3 pos pengeluaran sesuai rencana.

Kami mulai mengumpulkan botol bekasnya, menyiapkan catnya, dan kertas napkin decoupage. Sementara ide ini masih dalam tahap perencanaan karena kami belum berkunjung lagi ke rumah nenek Nafeeza. Walaupun begitu, jika ada uang Nafeeza tidak terus menerus minta jajan.

Satu minggu sekali saya memberinya jatah jajan, dan jika kebetulan sedang berkunjung ke masjid, Nafeeza mengingatkan saya untuk memasukkan uang ke kotak amal. Sementara sisa uang lainnya ditabung dalam dompet.

Saya berharap rencana kami segera terealisasi. Menyenangkan jika kita menghitung uang yang terkumpul walaupun jumlahnya belum besar. Belajar memilah pengeluaran untuk tabungan, sedekah, dan uang jajan ternyata mengasyikkan loh. Ayo kelola uang kita, Ma😀

#Tantangan10Hari
#GameLevel8
#KuliahBundaSayangIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#day7

Lapar ? Buat Camilan Sendiri, Yuk !

Hai Emak semua, "apa anaknya senang camilan?"

Toss...kita sama Mak. Anak saya yang sulung sangat menyukai camilan homemade buatan emaknya. Biasanya dia meminta saya membuatkannya saat benar-benar lapar. Tandanya biasanya ia akan meminta saya dengan sedikit memohon. "Tolong dong Ma, bikinin aku kue bolu pisang."
Hmmm... kalau sudah begini, sepertinya saya tak bisa menolak, apalagi jika anaknya mengancam mogok makan. Walhasil, mau tak mau ya mengeluarkan segala peralatan membuat kue.

Mixer, timbangan kue, whisk, sendok, garpu, dan bahan kue lainnya. Kue bolu pisang memang bukanlah cemilan yang baru dibuat. Ini salah satu cemilan favorit anak saya, Nafeeza.

Sejak kecil, saya memang berusaha membuatkannya cemilan dirumah. Selain sehat, kebersihannya terjaga, juga kualitasnya dijamin enak. Manfaat lainnya kita bisa menghemat uang.

Biasanya resep camilan saya pilih dari bahan yang mudah didapat, dan harganya murah. Bolu pisang contohnya. Bolu pisang terbuat dari terigu serbaguna, pisang ambon, gula pasir, garam, telur, dan vanili. Ditambah mentega yang dilelehkan atau minyak sayur, serta taburan keju parut.

Caranya sederhana, hanya mengocok telur , gula pasir , garam dan vanili dengan mikser. Kemudian tambahkan pisang dan terigu( campuran terigu dan soda kue) setelah adonan putih berjejak. Terakhir masukkan mentega cair, kemudian panggang dalam oven. Panggang selama 45-50'.

Tadaaa.. selesai deh. Keluarkan dari oven. Camilan sederhana pun siap dinikmati bersama.

Camilan homemade, salah satu trik menyiasati keuangan keluarga.

Untuk lebih lengkapnya, berikut takaran untuk masing-masing bahan .
- telur 4 buah
-gula 240 gr
-garam setengah sdt
-vanili secukupnya
-terigu 310 gr
-minyak atau mentega 300ml atau 240 gr
- keju parut untuk taburan
-pisang 4 buah-6 buah tergantung ukuran
-1/2 sdt soda kue

Selamat mencoba ya, Mak. Semoga berhasil.

#Tantangan10hari
#gamelevel8
#KuliahBundaSayangIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial
#day6

Kelola Uang THR, yuk !

Hai Emak semua, masih ingat dengan Masa pembagian THR. Saat hari raya Idul Fitri tiba, sama seperti anak lainnya, Feeza juga diberi uang THR ( tunjangan hari raya) oleh papa, opa, nenek, dan Uanya.

Hari itu, semua anak berlomba memasukkan uang hasil perolehannya dan menyimpannya baik-baik dalam tas atau dompet masing-masing. Begitu juga feeza. Ia memasukkan uangnya, dan mulai menghitung berapa lembar yang yang ia dapatkan.

Ada cerita lucu kala itu. Ia belum mengenal nilai nominal angka yang mana yang lebih besar dari uang lembaran kertas. Ia hanya memilih berdasarkan warna saja. Ia suka warna ungu yang bernilai 10.000 rupiah. Kala ditawari papanya uang yang berbeda nilainya, 10.000, 20.000, 50.000, dan 100.000 rupiah Ia dengan mudahnya langsung memilih uang 10.000 rupiah dan memasukkannya kedalam kantong.
Hal ini berlangsung sampai 2 kali.

 Saudara sepupunya yang melihat, terlihat gemas dan ingin memberitahu Feeza bahwa uang 100.000 nilainya lebih besar. "Warna merah Feeza, ambil yang merah!" seru saudaranya.

Kali ketiga penawaran Papanya, Nafeeza sempat dibisiki saudara sepupunya untuk mengambil yang berwarna merah. Akhirnya Ia mengambil juga warna merah. Padahal, tadinya papanya akan membagikan 100.000 rupiah itu sebagai uang THR untuk sepupunya. Hehehe.. rugi bandar deh dia.

Kini uang THR itu masih tersimpan rapi dalam dompetnya. Ia bertekad akan membeli barang yang diinginkan dengan uang THR. Namun, jika ada keinginan untuk jajan, ia tidak membelanjakan semua uangnya. Saya memberikan jatah jajan padanya, dan ia pun setuju.
Uang THR selalu disimpan dengan keyakinan suatu hari akan membeli kucing untuk dipelihara.

Ya.. apapun kegunaannya, saya berharap Nafeeza bisa menggunakan sebaik mungkin untuk hal yang bermanfaat. Aamiin...

#Tantangan10hari
#gamelevel8
#KuliahBundaSayangIIP
#RejekiituPastiKemuliaanHarusDicari
#day5
#CerdasFinansial

Belajar Mengelola Uang

Market Day telah berakhir, saatnya menghitung perolehan uang hasil berjualan.

Nafeeza senang sekali melihat tumpukan uang 2000 rupiah yang tersimpan dalam kotak uang. Saatnya menghitung perolehannya. Bila dihitung total barang jualan 24 buah buntil x 4000 = 96.000 ditambah 15.000 kue x 4000 = 60.000
Maka hasilnya adalah 156.000.

Bismillah... mulailah kami menghitung hasilnya.

2000 ditambah 2000 ditambah... yeay... setelah dihitung ada 156.000 pas sesuai perkiraaan. Nafeeza sudah benar dalam bertransaksi. Alhamdulillah. Itu artinya tidak ada yang terlewat memberikan uangnya atau kurang bayar.

Saatnya menyimpan uang hasil jualan dan menabungkannya dalam celengan. Ia berencana untuk menabungkannya dahulu untuk keperluan membeli benda yang dibutuhkan esok hari.

Semoga istiqomah ya Feeza..😊

Mari kita menabung.

#gamelevel8
#tantangan10hari
#KuliahBundaSayangIIP
#day4
#Rejekiitupastikemuliaanharusdicari
#cerdasfinansialsejakdini

Market Day is A Big Day

"Ma, aku mau siap-siap buat besok ya." Ujar Nafeeza. Besok ada kegiatan Market day disekolah. Ini bukan kali pertama kegiatan ini diadakan. Nafeeza sudah berpengalaman dan menjadi penjual sebanyak 3 kali. Senang rasanya, ia sudah bisa mengenal uang dan fungsinya. Uang yang diperkenalkan memang belum sebanyak orang dewasa. Ia masih perlahan belajar angka nominal uang yang tertera di lembaran 2000. Tugasnya kali ini berperan sebagai penjual lagi. Ia harus tahu harga barang jualannya, serta berapa banyak uang yang harus ia terima.

Sedikit cerita, market day memang rutin diadakan di tempat sekolah anak saya. Secara bergiliran semua berperan menjadi penjual dan pembeli. Melalui kegiatan ini diharapkan mereka mengerti fungsi uang dan nominal uang sebagai alat tukar. Selain itu, mereka paham bagaimana cara mendapatkan uang dan penghasilan yang didapatkan dari berjualan.

Beberapa kali berpengalaman sebagai penjual dan pembeli memang tidak membuat saya khawatir lagi seperti pertama kali ia berperan sebagai penjual. Ia sudah mengerti, harga barang jualannya 4000 rupiah. Artinya, uang yang harus diterima dari masing-masing pembeli adalah 2 lembar uang 2000 rupiah. Sebelum menyerahkan barangnya, ia diajarkan untuk melakukan akad jual beli. Artinya pembeli diberitahukan berapa harganya kemudian ia mengucapkan ingin membeli barang dan menyerahkan uangnya pada penjual. penjual menerima uang dan menyerahkan barang, kemudian mengucapkan terima kasih dan semoga bermanfaat. Alhamdulillah anak-anak sudah paham semua.

Persiapan malam hari pun dimulai, menyiapkan kotak uang penerimaan, daftar harga. Kotak untuk display barang, kertas origami sebagai hiasan, uang 2000 rupiah sebanyak 7 lembar (karena Nafeeza bergiliran sebagai pembeli), dan barang jualannya.

Nafeeza berjualan buntil dan kue kroket serta dadar gulung. Setelah dihitung buntil ada 24 buah, kue ada 15 paket. Semua dibandrol 4000 rupiah. Alhamdulillah proses jual beli lancar. Semua barang jualannya laku terbeli. Senang sekali ekspresinya, saat uang hasil jualannya banyak. Semua dikumpulkan dalam satu kotak, dan ia berniat menabung untuk keperluannya kelak. Sungguh bahagia rasanya melihat anak sulung saya sudah mengerti fungsi uang. Semoga bisa digunakan untuk hal yang bermanfaat dikemudian hari.

#gamelevel8
#cerdasfinansial
#kelasbunsayiip
#day3
#RejekiitumilikAllahKemuliaanyangdicari

Friday, September 22, 2017

"Kado Ulang Tahun, Kebutuhan atau Keinginan?"


            Ulang tahun kali ini memang berbeda, usianya yang sudah menginjak 6 tahun perlahan mengenal arti uang sebagai alat untuk jual beli. 20 september lalu, usia anak sulungku bertambah. Masa yang berbeda kali ini, karena kami tidak merayakan atau menghadiahinya kue ulang tahun. Sejak jauh hari, aku selalu memberitahukan padanya bahwa usia bertambah adalah masa untuk mensyukuri nikmat dan anugerah perpanjangan usia yang telah diberikan oleh Allah. Kue ulang tahun, kado, dan kemeriahan acara pesta lainnya bukanlah suatu kewajiban yang harus ada dalam setiap acara ulang tahun.
Awalnya Ia sedih, bertanya terus mengapa aku tak diberi kado, kapan kita beli kado, dan pertanyaan lain seputar kado yang terus terngiang ditelinga setiap kami pergi keluar. Namun, perlahan ia paham, kado adalah hadiah dari orang tuanya sebagai pertanda usianya bertambah. Ia mulai sabar menanti, tidak lagi menanyakan dimana dan kapan kado itu akan diberikan.
Semakin bertambah usianya, kami berharap ia semakin paham arti kebutuhan dan keinginannya. Walaupun jiwa kanak-kanaknya masih terlihat, saya masih memakluminya. Ia ditawari kado yang sesuai dengan kebutuhannya. Saat papanya bertanya,”Feeza ingin kado apa ?”, Ia masih bingung menjawab. Sempat ia melirik saya dan berharap mendapatkan jawaban. Padahal saat itu kami berharap ia memberitahukan kebutuhannya. “Mama, Aku bingung, pertanyaannya terlalu susah.” Mungkin saat ini, tidak ada kebutuhan mendesak menurutnya. Akhirnya aku mulai menjelaskan perbedaan keinginan dan kebutuhannya yang bisa dijadikan kado untuknya. Setelah diskusi panjang, kami pun berkesimpulan akan memberikannya sepatu roda. Tujuannya agar ia mau berolahraga fisik, dan badannya tidak lemas lagi. Feeza setuju dengan ide kami dan kami pun mulai mencari sepatu roda yang diinginkannya.
Setelah bertanya pada teman-teman yang terlebih dahulu telah memberikan anaknya sepatu roda, kami mengajak Feeza ke Toko tersebut. Ditengah pencarian, syukur Alhamdulillah ada yang menawarkan pinjaman sepatu roda anaknya untuk Feeza. Ia bersedia memberikan pinjaman untuk Feeza karena sepatu roda milik anaknya tidak terpakai. Feeza akhirnya mau mendengarkan penjelasan kami tentang tawaran peminjaman sepatu roda. Ia mau mencobanya terlebih dahulu, tidak terburu-buru ingin membeli yang baru. kami memberinya kebebasan untuk memilih setelah ia mencoba sepatu roda temannya. Apakah akan tetapmeilih sepatu roda sebagai kadonya, ataukah menggantinya dengan yang lain. 
Emosi Feeza masih labil saat melihat ada mainan lain yang menggodanya untuk dibeli. Terkadang, Ia masih ingin beberapa mainan, misalnya saja slime yang sebenarnya bukanlah kebutuhannya. Beberapa kali ia meminta ijin pda kami untuk membelinya. Kami harus berusaha menyadarkannya kembali mengenai konsep kebutuhan dan keinginan. Slime hanyalah mainan yang dimainkan sesaat. Pada akhirnya biasanya akan dibuang.
Nafeeza mulai mengerti perlahan, kini setelah usianya 6 tahun, membelanjakan uang haruslah hati-hati. Tidak lagi asal membeli, namun harus sesuai dengan kebutuhannya. semoga kami bisa membelanjakan uang dengan sebaikmungkin, dan hal ini menjadi pelajaran berharga untuk Feeza dimasa yang akan datang.  

#Tantanganlevel8
#KuliahBundasayangIIP
#Tantangan10hari
#Rejekiitupastikemuliaanharusdicari
#CerdasFinansial

#day2

               

Menabung di Celengan


            Game level 8 kali ini mengajarkan anak untuk memaknai rejeki pemberian Allah. Rejeki tersebut salah satunya adalah harta yang bisa dibelanjakan oleh kita untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, seringkali kita lalai dalam membelanjakan harta tersebut. Ada beberapa pos keuangan yang mungkin bukan tahap kebutuhan namun kita sering membelanjakan uang untuk hal tersebut. Dalam hal ini kita perlu menyiasati dan memberi teladan pada anak kita apa arti uang, bagaimana cara membelanjakannya, dan bagaimana cara membedakan antara kebutuhan dan keinginan untuk membeli, serta bagaimana cara untuk memperoleh uang.
            Tahap pertama, kami mengenalkan arti menabung dan celengan sebagai medianya. Anak saya yang paling besar kini berusia 6 tahun. Sejak usianya 3 tahun, kami sudah mengenalkan celengan untuk menabung. Kami memberinya pengertian jika memiliki uang sebagian harus ditabung untuk kebutuhan kita suatu saat nanti. Paham akan hal tersebut, Ia senang sekali jika mama papanya memberikan uang untuk dimasukkan ke dalam celengan. Semakin lama celengannya bertambah berat, hingga sudah menjadi kebiasaan baginya jika menemukan uang tergeletak di meja, ia langsung memasukkannya kedalam celengan. Ada rasa bangga yang terlihat karena celengan miliknya sudah  hampir penuh. Kini, jika ia memiliki keinginan dan saya memberitahukan kalau harga barangnya cukup mahal, maka dengan cepat Ia akan menjawab, “Kita nabung dulu ya Ma.”
 Di Sekolah, saat temannya berulang tahun ada yang memberikannya hadiah celengan. Berhubung celengan miliknya sudah penuh, ia mulai mengisi celengan barunya. Ia senang melihat celengan miliknya. Bahkan terkadang kalau kami bercanda tidak punya uang, ia langsung berkomentar, “kan aku punya banyak uang di celengan.”     
            Anak saya yang kedua baru berusia 15 bulan. Ia belum paham mengenai konsep menabung, namun senang sekali melihat uang koin. Ia belajar memasukan bentuk lingkaran ke dalam lubang celengan. Beberapa kali meminta saya untuk memberinya uang koin agar bisa dimasukkan kedalamnya. Walaupun masih pengenalan, saya senang mereka sudah bisa memahami arti menabung dalam celengan. Semoga suatu saat nanti saat kau buka celenganmu, kau bisa membeli barang yang kau inginkan ya, Nak.
#Tantanganlevel8
#KuliahBundasayangIIP
#Tantangan10hari
#Rejekiitupastikemuliaanharusdicari
#CerdasFinansial
#day1

Saturday, September 2, 2017

Bagaimana Menyapih Anak dengan Tepat ?



"Hai, apa kabar Mak?"

"Ada yang sedang galau karena anak tercinta sebentar lagi harus disapih?"

Menurut pengalaman saya menyapih ternyata tak hanya butuh kesiapan dari Ibunya, tetapi juga anaknya.

Bagaimana caranya agar menyapih bisa dilakukan dengan tepat ?

1. Saat akan menyapih kita harus melakukannya dengan cinta

"Apa maksudnya?"

Menyapih dilakukan atas dasar cinta bukan karena paksaan. Sejatinya setiap anak mempunyai hak untuk menyusu ASI selama 2 tahun, bukan dipaksa untuk berhenti menyusu. Terkecuali jika ada alasan medis.

 Hak itu lah yang wajib kita penuhi, jika waktunya akan tiba, beberapa bulan sebelumnya kita bisa mengajak bicara pada anak kita hati ke hati.

"Sayang, sebentar lagi usiamu 2 tahun, artinya kakak sebentar lagi berhenti mimik ASInya ya... ASInya buat dede. "

Terus beri pengertian ini sampai saatnya tiba. Untuk anak yang sudah paham, biasanya Ia akan berhenti dengan sendirinya.

Faktor dari sang Ibu juga berpengaruh karena ASI sudah sangat berkurang, anak akan stop dengan sendirinya. Mungkin rasanya juga sudah tidak enak.

2. Atur Pola Makan dan Aktivitas fisik

Menginjak usia 2 tahun, makan besar sudah 3 kali ditambah cemilan dan buah.

 Jika anak cenderung kenyang, ceria, dan bahagia biasanya ia akan jarang meminta ASI. Selain itu, aktivitas fisik yang cukup di pagi hari sampai menjelang maghrib membuat anak lelah dan capek.
Biasanya ketika Ia lelah akan tersungkur membaringkan badannya sendiri di kasur.

Minimal ASI hanya diminta sang anak jika malam hari, dan perlahan setelah kita kurangi ia akan adaptasi rasa tanpa pemberian ASI. Kita juga bisa mengenalkan sang buah hati pada susu UHT / susu formula yang menjadi pilihan kita.

3. Tetap konsisten dan Berusaha

Jika dua cara diatas masih belum bisa diterapkan, saat anak sehat perlahan lakukan pengurangan ASI.

Tetap konsisten untuk tidak memberinya ASI, walaupun harus berjuang melawan rasa kasihan. Anak biasanya akan melihat reaksi orang tuanya saat mereka menangis. Tetap bersikap tegas untuk tidak memberi, karena biasanya akan terekam dalam memori mereka respon orang tuanya terhadap tangisan mereka.

Sering berkumpul dan bermain dengan teman sebayanya juga akan menambah keceriaan yang melupakan sementara keinginannya untuk menyusu.

Obat, plester, daun batrawali mungkin saja bisa digunakan hanya sebagai media perantara, namun tetap saja komunikasi intens ibu dan anak, serta doa kepada sang Penciptalah yang menjadi upaya terbesar menyapih anak dengan tepat.

Semoga semua Bunda yang sedang dalam proses menyapih segera menemukan solusinya ya...

Bunda bisa menyapih dengan tepat dan penuh cinta.

Salam sayang dari saya untuk buah hatinya...



Bagaimana Cara Mengajarkan Anak Berbagi ?



Emak pernah puyeng gara-gara anak balitanya berebut mainan?

Tos dulu kita Mak. Semua Emak yang sedang menemani anak balitanya bermain dan mendapati mereka bertengkar berebut mainan terkadang dibuat pusing karena ulah anaknya.

Apalagi jika perebutan mainan berujung saling rebut dan salah satu anak menangis, raungan mereka membuat para emak nyut-nyutan di kepala.

Eits tapi tunggu dulu Mak, jangan menyalahkan anak yang sedang belajar melewati fase ini. Perebutan mainan di usia 2 - 3 tahun wajar terjadi karena mereka sedang dalam masa mengenali barang pribadinya. Kalau bahasa kerennya ini  masa "aku" yang sedang ingin diakui keberadaannya. Emak seharusnya bangga karena mereka bisa mempertahankan barang miliknya dan mengenali mana barang punya saya dan bukan milik saya.

Selain itu, kita sering mendapati pada fase ini anak begitu ingin memperlihatkan barang miliknya kepada temannya, apalagi jika barang itu barang baru. Sebagai ibu kadang kita berpikir kalau itu sikap sombong, namun sebenarnya secara psikologis sang anak sedang mencari tahu mengenai kepemilikan barang itu seperti apa, bagaimana cara mempertahankannya jika ada yang merebut, dan bertahap belajar untuk berbagi.

Ok, setelah tau anak sedang dalam fase ini, lalu apa yang seharusnya kita lakukan ?

Ada beberapa hal yang bisa dicoba.

- Dengarkan isi hati kedua belah pihak.

Kita tidak dapat menyalahkan salah satu pihak, harus ditanamkan rasa adil sejak dini, sehingga anak merasa dihargai dan disayangi oleh ibunya.

- Beri Pengertian

Apabila penjelasan sudah didengarkan, tugas kita selanjutnya adalah memberi pengertian. Kakak dan adik diajarkan mengenai kepemilikan barang. Jika ingin meminjam, harus izin terlebih dahulu. Jangan langsung merebut dengan kasar.

-Jika cara diatas masih belum mempan, emak bisa mengalihkan perhatian mereka.

Bisa dengan masak bareng, bermain sepeda, atau mendongeng.

-Bacakan buku mengenai kisah anak yang memiliki masalah yang sama

Misalnya : Buku mengenai indahnya berbagi

Biasanya anak akan lebih mempan dinasehati lewat membaca buku, mendengarkan dongeng, dan menonton video kisah anak.  Lewat cara ini anak merasa tidak digurui secara langsung. Anak lebih mudah mencerna.

-Berikan alternatif permasalahan untuk keduanya dan ajak anak memecahkan masalah bersama. Setelah itu pilih solusinya.

Misal : jika bermain harus mau berbagi, dengan ketentuan mau bergiliran menggunakan.
Ada time out yang bisa dikenakan jika sedang bermain.
Kedua anak harus mau menaati peraturannya.

Itu semua pendapat saya berdasarkan pengalaman mengasuh anak balita, Emak punya saran yang lain?

Yuk ngobrol cantik disini, siapa tau bisa menjadi masukan untuk kebaikan bersama.

Ikhlas

Ikhlas menurut saya ada dua peran,

- ikhlas dilihat dalam pandangan penerima misal : ikhlas menerima takdir karena ketentuan Allah.


-ikhlas dilihat dalam pandangan pemberi misal : ikhlas memberikan sebagian harta untuk anak yatim karena Allah.


Keduanya merupakan sikap yang tidak mudah dijalani. Ikhlas seringkali menjadi berat karena kita belum bisa menjalankannya dengan sepenuh hati.

Masih banyak hal yang mengganjal penuh dengan tapi ketika hati berusaha untuk ikhlas, termasuk saya. Saya masih belajar untuk bisa ikhlas lillahita'ala.

Pelajaran ikhlas dalam kehidupan sehari-hari berkaitan erat dengan dua hubungan, Hablumminallah(hubungan pribadi dengan Penciptanya), dan  Hablumminannas ( hubungan pribadi dengan pribadi lainnya).

Belajar untuk ikhlas merupakan perjalanan panjang dalam hidup yang harus terus dilatih. Ikhlas berarti Rela dengan sepenuh hati tanpa mengharapkan apapun kecuali keridhaan dari Allah SWT. Tanpa ikhlas, amalan berat yang kita kerjakan akan sia-sia.

Semoga kita semua digolongkan menjadi umat manusia yang amalannya bermanfaat dan dicatat sebagai pahala dengan berbuat IKHLAS.

Allahlah tempat segala bergantung, hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan.




 

Circle Life of Shalia Template by Ipietoon Cute Blog Design