Saturday, September 2, 2017

Bagaimana Menyapih Anak dengan Tepat ?



"Hai, apa kabar Mak?"

"Ada yang sedang galau karena anak tercinta sebentar lagi harus disapih?"

Menurut pengalaman saya menyapih ternyata tak hanya butuh kesiapan dari Ibunya, tetapi juga anaknya.

Bagaimana caranya agar menyapih bisa dilakukan dengan tepat ?

1. Saat akan menyapih kita harus melakukannya dengan cinta

"Apa maksudnya?"

Menyapih dilakukan atas dasar cinta bukan karena paksaan. Sejatinya setiap anak mempunyai hak untuk menyusu ASI selama 2 tahun, bukan dipaksa untuk berhenti menyusu. Terkecuali jika ada alasan medis.

 Hak itu lah yang wajib kita penuhi, jika waktunya akan tiba, beberapa bulan sebelumnya kita bisa mengajak bicara pada anak kita hati ke hati.

"Sayang, sebentar lagi usiamu 2 tahun, artinya kakak sebentar lagi berhenti mimik ASInya ya... ASInya buat dede. "

Terus beri pengertian ini sampai saatnya tiba. Untuk anak yang sudah paham, biasanya Ia akan berhenti dengan sendirinya.

Faktor dari sang Ibu juga berpengaruh karena ASI sudah sangat berkurang, anak akan stop dengan sendirinya. Mungkin rasanya juga sudah tidak enak.

2. Atur Pola Makan dan Aktivitas fisik

Menginjak usia 2 tahun, makan besar sudah 3 kali ditambah cemilan dan buah.

 Jika anak cenderung kenyang, ceria, dan bahagia biasanya ia akan jarang meminta ASI. Selain itu, aktivitas fisik yang cukup di pagi hari sampai menjelang maghrib membuat anak lelah dan capek.
Biasanya ketika Ia lelah akan tersungkur membaringkan badannya sendiri di kasur.

Minimal ASI hanya diminta sang anak jika malam hari, dan perlahan setelah kita kurangi ia akan adaptasi rasa tanpa pemberian ASI. Kita juga bisa mengenalkan sang buah hati pada susu UHT / susu formula yang menjadi pilihan kita.

3. Tetap konsisten dan Berusaha

Jika dua cara diatas masih belum bisa diterapkan, saat anak sehat perlahan lakukan pengurangan ASI.

Tetap konsisten untuk tidak memberinya ASI, walaupun harus berjuang melawan rasa kasihan. Anak biasanya akan melihat reaksi orang tuanya saat mereka menangis. Tetap bersikap tegas untuk tidak memberi, karena biasanya akan terekam dalam memori mereka respon orang tuanya terhadap tangisan mereka.

Sering berkumpul dan bermain dengan teman sebayanya juga akan menambah keceriaan yang melupakan sementara keinginannya untuk menyusu.

Obat, plester, daun batrawali mungkin saja bisa digunakan hanya sebagai media perantara, namun tetap saja komunikasi intens ibu dan anak, serta doa kepada sang Penciptalah yang menjadi upaya terbesar menyapih anak dengan tepat.

Semoga semua Bunda yang sedang dalam proses menyapih segera menemukan solusinya ya...

Bunda bisa menyapih dengan tepat dan penuh cinta.

Salam sayang dari saya untuk buah hatinya...



0 comments:

Post a Comment

 

Circle Life of Shalia Template by Ipietoon Cute Blog Design