Saat saya melihat flyer kegiatan
rangkul keluarga kita, entah mengapa langsung klik dan ingin segera ikut
kegiatannya. Melihat konten acara tersebut, tiba-tiba saja hati nurani
berbisik, “kamu perlu itu Lia!”. Banyak hal dalam hidup sebagai seorang Ibu
yang mesti digali lagi, terutama masalah komunikasi dengan anak dan suami.
Orang-orang terdekat yang selalu berhubungan dengan saya dan menemani setiap
detik hari yang dilalui.
Akhirnya, setelah mendapat ijin dari
suami, saya pergi berdua dengan anak bungsu saya yang masih bayi. Saya
memberanikan diri untuk datang karena tempatnya dekat rumah dan ramah anak.
Anak saya yang berusia 10 bulan, masih bisa bermain dibelakang dan saya tetap
bisa mendengarkan materi.
Ada 3 hal yang selalu melekat sampai
saya pulang ke rumah dari materi Rangkul Keluarga Kita kemarin, diantaranya :
1.
Gunakan
I Message bukan U Message
Dalam hal ini disetiap
kesempatan, kita diminta untuk selalu berusaha menggunakan kalimat,” saya lebih
suka kalau Nafeeza … atau “Mama lebih suka kalau Papa…
Bukan mengata-ngatai
lawan bicara dengan kalimat “Kamu sih …, atau Papa ni gara-garanya…kalimat yang
menggunakan I message terdengar lebih enak didengar dan tidak menyalahkan lawan
bicaranya, sehingga tidak ada pihak yang merasa tidak enak.
2.
Sediakan
Waktu untuk Bemain dan Bercanda (Humor)
Tak disangka, hal ini
penting untuk membersamai anak belajar dalam hidupnya. Dengan adanya permainan,
kebersamaan dengan anak menjadi hal yang sangat mengasyikkan. Anak akan selalu
menantikan kehadiran orang tuanya disisinya dan menantikan saatnya bermain
bersama. Hubungan erat antar anggota keluarga semakin terjalin, dan menciptakan
momen yang selalu dirindukan. Humor yang diselipkan didalamnya, membuat anak
semakin menikmati kebersamaan dengan orangtuanya. Ia sudah dapat membayangkan
jika bertemu dengan orangtua dan berkumpul bersama, canda tawa yang tercipta
akan selalu menghangatkan suasana. Perhatian penuh orangtua, membuat anak
semakin nyaman dan ingin selalu bersama.
3. Dengarkan Lawan Bicara, dan Katakan
Apa yang Anda Inginkan
Belajar berkomunikasi
antar anggota keluarga merupakan hal penting yang menjadi modal untuk
menciptakan hubungan yang harmonis didalamnya,bukan hanya dengan orang dewasa,
saat terjadi masalah dalam keluarga, anak mempunyai hak penuh untuk
didengarkan. Akan tidak baik hasilnya jika kita langsung mengambil kesimpulan
dan memberikan solusi terhadap permasalahan anak, tanpa mendengarkan terlebih
dahulu apa yang diinginkannya. Semua mempunyai hak yang sama dalam bersuara.
Anak, orangtua, harus dapat saling menghargai, mendengarkan pendapat, barulah
mengambil kesimpulan dan solusi guna penyelesaian permasalahan tersebut.
Sama halnya jika ada
hal yang menjadi keinginan dalam hati terhadap pasangan. Suami atau istri,
haruslah membicarakan dengan hati apa yang mereka nginkan. Terkadang ada
anggapan, “ Masa Ayah ngga ngerti apa maunya Bunda ?”
Hal ini ternyata salah
besar. Kita tidak dapat berharap orang bisa membaca pikiran kita, karena mereka
tidak tau apa yang kita pikirkan. Kita harus membicaraan keinginan tersebut
baik-baik pada pasangan atau anak kita.
3 hal diatas hanya
cuplikan dari materi dalam kegiatan rangkul keluarga kita, dan melekat terus
dalam ingatan saya akan hal-hal yang harus diperbaiki dalamkomunikasi dengan
keluarga. Semoga menjadikan keluarga kami semakin baik lagi. Aamiin…