Monday, November 27, 2017

Mari Berpikir Kreatif Bersama Ananda

Aliran Rasa Game Level 9 Think Creative


            Semua anak diciptakan kreatif oleh sang Pencipta.setelah mengamatinya selama 10 hari, banyak ide tak terduga yang bisa menjadikannya semakin kreatif dalam berpikir dan bertindak. Kita sebagai orang tua tinggal menemani dan mengarahkan ide kreatifnya. Bahkan ia dapat pula berjalan tanpa didampingi, menyelesaikan karyanya kemudian memberikannya pada kita.
            Ide kreatif anak berasal dari dirinya sendiri, melihat lingkungan sekitar, media online, maupun hasil membaca dari buku. Ternyata mereka mampu membuat karya baru, atau membuat modifikasi dari hasil karya yang sudah ada. Nafeeza paling senang dengan permainan katanya. Tanpa diingatkan, belajar membuat kalimat dan merangkainya menjadi sebuah cerita kemudian didongengkan menjadi aktivitasnya sehari-hari yang membuatnya ketagihan.
            Sore hari menjelang magrib, biasanya ia mengajak saya bertukar cerita untuk saling berbagi dan mendengarkan dongengnya. Lucunya, sekarang ia juga sering mengikuti saya menuliskan dongeng hasil pemikirannya di notes Hp atau blog. Ya… mungkin ini yang disebut buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

            Kreatif  juga sering tercipta ketika otak dipacu untuk berpikir, saat waktu semakin sempit. Biasanya ide malah bermunculan secara tidak diduga. Hehehe… itu sih saya yang suka mepet Deadline. Nafeeza juga sering mempraktekkan ini. Ide ceritanya seringkali muncul tiba-tiba begitu saja, ketika ia sedang mengamati lingkungannya.
Saat pulang sekolah ia menempelkan stiker boneka di kulkas. Sambil mengamati boneka itu, kemudian ia berkata, “Ma, aku udah punya ide cerita tentang boneka ini. Ceritanya tentang Hana dan temannya yang….” Saya mendengarkannya sambil beres-beres di dapur. Benar ya…ide kreatif memang cepat mengalir, jika tidak segera dikerjakan atau ditulis, kita bisa lupa dan kehilangan ide tersebut.
Nah… kalau Bunda punya ide kreatif apa untuk bermain bersama anak-anak?
#AliranrasaBunda
#KelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional

#ThinkCreative    

Saturday, November 18, 2017

Mari Berkreasi dengan Cokelat




Siapa yang tak suka dengan kue cokelat. Selain enak rasanya, manis dan legit, kue ini mempunyai kalori yang cukup besar untuk menambah energi anak-anak.
Saat hujan turun, kami lebih suka menikmati hari dengan berkumpul bersama. Malam itu saya melaksanakan janji saya pada  Nafeeza untuk membuat kue cokelat yang didalamnya masih terasa lelehan cokelatnya.



Nafeeza begitu antusias ingin ikut membantu. Perlahan ia mengikuti instruksi yang saya berikan. Mulai dari mengoles mentega, kemudian menaburlan cokelat bubuk dipinggirnya.

Setelah itu, ia membantu saya menimbang terigu, gula pasir, cokelat, dan mentega. Langkah selanjutnya mengetim cokelat dan mentega hingga leleh. Sementara itu sambil menunggu saya mengocok gula pasir dan telur.

Nafeeza membantu saya menuangkan kocokan gula dan telur kedalam lelehan cokelat tadi, kemudian yang terakhir kita tuangkan terigunya.

Ia ingin membantu mengaduk semua bahan hingga tercampur rata, kemudian menuangkannya kedalam cetakan kue.

 Setelah dandang kukusan siap, saya masukkan kue cokelat ke dalamnya.
Hanya menunggu 15-20 menit saja, kue cokelat sudah bisa diangkat dan disajikan.

Agar lebih menarik, bisa ditambahkan toping es krim vanilla dan stroberi diatasnya. Kerjasama yang mengasyilkan di dapur. Kami pun makan bersama hangat-hangat sambil menonton tv.

Alhamdulillah semua suka kuenya, bahkan Zafran adik Nafeeza mau makan sendiri.

Terima kasih kerjasamanya ya, Nak. Alhamdulillah kuenya enak dan semua menikmati dengan gembira.

#Tantangan10hari
#Game9
#KelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#day10
#ThinkCreative

Membuat Buku Memo Sendiri



Hari sudah beranjak malam, tapi Nafeeza masih saja belum bisa tidur. Saya yang sudah mulai mengantuk, mengajaknya untuk segera beristirahat. Namun, Feeza masih saja menolak.

"Aku mau bikin buku dulu Ma," jawab  Feeza sambil menggunting beberapa lembar kertas dari buku dan mencari lem untuk digunakan.

Saya hanya memperhatikannya, dan membiarkan ia berkreasi. Kali ini proses kreatifnya adalah merombak buku yang sudah ada, dan membuatnya kembali.

Tak lama kemudian, ia memberikan bukunya, kemudian menuliskan beberapa kata disana. Bukan hasil sempurna dan bagus yang harus tercipta disini, namun semangat berusaha dan pantang menyerahlah yang saya hargai.

Semangat Nafeeza, Mama mendukungmu.

Anak yang dilatih sejak dini untuk berkreasi akan semakin terampil dan percaya diri dikemudian hari. Aamiin...

#Tantanganlevel9
#KelasBunsay
#day9
#InstitutIbuProfesional
#Thinkcreative

Kejutan Manis dari Nafeeza



"Mama, Papa, ini aku punya kejutan untuk Mama sama Papa", kata Nafeeza. Ternyata ia diam-diam membuat kartu ucapan untuk orang tuanya.

Kami yang baru pulang habis bepergian, sedang istirahat leyeh-leyeh di kasur. Begitu mendapat hadiah dari Nafeeza, saya terharu dibuatnya. Ada ucapan terima kasih disana.

Saya bertanya pada Nafeeza, "Ini ucapan terima kasih untuk apa?", Nafeeza tambah pinter yang sekarang, ucap saya sambil memeluknya.

Ada rasa haru dalam hati ketika mendapat ucapan terima kasih yang langsung ditulis oleh goresan tangannya. "Nafeeza mau berterima kasih sama Mama dan Papa karena udah baik sama aku", Jawabnya.

Papanya yang juga ada di kamar, langsung memeluknya. "Feeza sudah besar ya sekarang, sudah bisa membuat karya." Kami pun berpelukan bersama.

Momen seperti ini yang spontan tercipta, akan jadi kenangan manis suatu saat nanti saat ia dewasa. Kami pun sayang kamu, Nak.

#day8
#Tantangan10hari
#Level9
#KelasBundaSayang
#InstitutIbu Prodesional

Bermain Kata

Bermain kata-kata adalah permainan yang sering kami lakukan tanpa butuh peralatan apapun. Nafeeza senang dengan permainan ini.

Tiba-tiba saja terlintas ide saya untuk melanjutkan kalimat setelah lawan bicara selesai bercerita. Kami bergantian menyusun kalimat. Kalimat itu harus saling berkaitan membentuk dongeng yang utuh.

Ada banyak ide yang muncul seketika, dan Nafeeza senang sekali. Ia antusias menceritakan berbagai hal. Mulai dari singa, kancil, dan serigala hingga banyalnya yang bernama Muni.

Semua ini spontan ide kreatif yang digali. Saya juga senang bercerita dengannya. Kini ia semakin pandai merangkai kalimat.

#KuliahBunsay
#day7
#ThinkCreative

Rekam Jejak Mendongengmu

Pernah mendengar suara sendiri setelah bercerita? Kali ini Nafeeza sedang praktek mendongeng sambil rekaman.

Setiap kali bercerita ia spontan mengeluarkan ide yang ada dikepalanya. Setelah itu, ia bisa mengoreksi apa dongengnya bagus atau tidak. Enak didengar, atau ada kata-kata yang salah dan tidak lancar diucapkan.

Alhamdulillah dengan kegiatan ini, kosakatanya setiap hari bertambah. Ia pun semangat sekali belajar mendongeng lagi dan lagi. Dongeng tak hanya sekedar belajar berkata, ada suara, mimik muka, konsep yang diusung dan juga nilai moral yang ingin disampaikan.

Semoga istiqomah ya belajarnya sayang. Mama selalu mendukungmu.

#day 6
#tantanganlevel9
#kelasbunsay
#IIP

3 Langkah Menulis Kreatif ala Nafeeza

Proses kreativitas mencakup tiga hal, salah satunya adalah membuat kreasi baru yang belum pernah ada.

Langkah ini ternyata dialami oleh Feeza dalam menuliskan cerita. Awalnya ia hanya melihat saya menulis, kemudian sering mendengar cerita di tv ataupun you tube, dan sekarang, ia langsung menuliskan semua imajinasinya dalam satu rangkaian cerita.

Ini 3 langkah berkreasi dalam menulis yang dilakukan nafeeza :

# menulis langsung berdasarkan imajinasi.

# membaca ulang cerita yang sudah menuliskannya.

# menceritakan ulang hasil tulisannya kepada orang lain atau merekam hasil ceritanya dan mendengarkan dikemudian hari.

Dengan 3 langkah ini, Nafeeza bisa menemukan kesalahan dalam menulis. Baik itu berupa salah ketik atau alur cerita yang tidak berkaitan.

Biasanya ia membacakannya didepan saya dan saya langsung mengkritik dimana kesalahannya.

Lambat laun, dengan cara ini ia bisa merangkai cerita semakin baik setiap harinyà. Perlahan, ia mulai tau bagaimana cara menuliskan kata-kata yang dianggapnya sulit.

Alhamdulillah saya belum pernah mengajarkannya membaca dan menulis dengan mengeja, tetapi ia bisa membaca dan menulis sendiri karena kemauannya.

Jangan menyerah menggapai mimpimu ya Nak. Semoga cita-citamu tercapai. Aamiin...

#Tantangan10hari
#Game Level9
#KelasBunsay
#InstitutIbuProfesional
#day 5

Friday, November 17, 2017

Mendongeng itu Mengasyikkan


Dongeng memang tak asing lagi untuk Feeza. Sejak usianya 2 tahun, ia sudah bisa menirukan gaya saya bercerita saat membacakan buku serial anak soleh.

Ia memang sangat menyukai dongeng. Bisa dibilang, tiada hari tanpa mendongeng. Semangatnya tak pernah padam atau luntur karena sakit, mendongeng itu nomor satu buatnya.

Saya mendaftarkannya pada kelas mendongeng dengan kak Niakuri. Ia sangat antusias sekali. Wajahnya sumringah ketika tau saya sudah mendaftarkan namanya mengikuti kelas tersebut.

Minggu kedua, ia tidak enak badan. Sebetulnya sedang flu dan batuk. Namun, ketika saya menanyakan perihal kelas mendongengnya, ia tak pernah mau absen. Dengan mantap menjawab," aku mau ikut kelas mendongeng."

Keesokan harinya saat kelas berlangsung, ia tak menampakkan wajah sedih karena sedang sakit. Sakitnya seolah hilang karena sudah bertemu teman dan gurunya dikelas ini.

Mulailah ia mendengarkan materi yang disampaikan Ka Niakuri, belajar sedikit mempraktekkannya. Tangannya selalu sigap keatas menandakan ia siap menjadi yang pertama.

Tanpa saya duga, ia dengan spontan mendongeng mengenai kebakaran hutan. Cerita yang cukup menarik untuk anak seusianya. Ia memang sudah pandai berimajinasi sekarang.

 Setiap hari, selalu saja ada sesi mendongeng dalam kegiatannya. Saya dan adiknya selalu diajak turut serta. Saya diminta mendongeng spontan tanpa buku. Saat mendongeng harus sesuai dengan karakter yang ia minta.

Apapun karyanya, saya mulai menikmatinya. Ia sudah bisa dengan cepat merangkai kalimat. Jika memang cita-citanya suatu saat nanti menjadi pendongeng, saya harap bisa menemaninya dan melihat kemajuan yang diraihnya.

#Tantangan10hari
#Level9
#KelasBundaSayang
#ThinkCreative
#InstitutIbuProfesional
#Day4

Berani Menggoreskan Warna



Pagi ini Feeza tidak sekolah karena badannya sedang tidak fit. Beberapa kali batuk karena gatal dan hal itu cukup mengganggu. Oleh karena itu saya menyarankannya untuk istirahat dirumah saja.

Tiba-tiba saja ia mengusulkan untuk mewarnai gambar bintang. Ia ingin mewarnai full colour seluruh halaman.

Saya menyetujui idenya untuk mewarnai, saya mulai mencari gambar bintang di google, dan memilihnya bersama. Saat pencarian gambar, ada gambar Hello Kitty yang lebih menarik menurutnya.
Ia lebih memilih gambar itu, kemudian meminta saya mencetaknya.

Tak lama kemudian, saya melihat ia mewarnai Hello kitty. Mulai dari warna putih di mukanya, bajunya, dan awan dibelakangnya.

Saya bangga melihat usahanya untuk mewarnai sendiri kertas tersebut. Biasanya, jika diminta untuk mewarnai hanya ada dua bagian gambar yang berwarna. Atap rumah, dan pelangi.

Alhamdulillah, kini ia mau berusaha sendiri. Saya senang melihat hasilnya yang penuh warna. Ia juga mau diberi masukan ketika ada beberapa bagian yang masih berwarna putih.

"Ka, yang ini masih ada putih-putihnya, ayo warnai lagi!"pinta saya.

Ia pun bersemangat mewarnainya kembali. Hingga hasil akhirnya kini terlihat lebih baik lagi.

Senang melihatnya bisa berkreasi sendiri sesuai keinginannya. Semoga kedepannya hasil mewarnai kaka semakin baik ya😘

#Tantangan10hari
#day3
#kelasbundasayang
#InstitutIbuProfesional
#Thinkcreative

Wednesday, November 15, 2017

3 Biji Tanaman yang Bisa Ditanam Ulang


            Berbagai biji tumbuhan sering kita jumpai dari sisa makanan yang kita makan. Terkadang kita lupa akan manfaatnya yang bisa ditanam kembali hingga menjadi tanaman yang bermanfaat. Beberapa kali hanya membuangnya, dan masuk ke dalam tempat sampah. Teringat pelatihan berkebun yang pernah saya ikuti, saya mencoba mengeringkan 3 biji tanaman yang berasal dari sisa makanan ini, yaitu biji melon golden, biji kabocha dan biji cabai hijau gendot.

            Saya mencoba menanam 3 biji tersebut pada pot yang ada di halaman rumah. Sebelumnya, tanah yang ada saya gemburkan dengan mengaduk-aduk tanahnya, kemudian mencampurnya dengan sekam. Kebetulan saya memang membeli beberapa karung tanah yang sudah dicampur dengan kompos sebelum saya melahirkan anak kedua. Namun sempat terbengkalai setelah saya melahirkan.

            Setiap hari saya menyiramnya bersama kedua anak saya. Senang sekali setiap hari mengamati biji tanaman yang mulai tumbuh perlahan. Saya bisa menyisipkan pelajaran biologi didalamnya mngenai bagian tanaman. daun, akar, batang,bunga, dan jenis-jenis daunnya. Kini mereka sudah mengenal kebiasaan menyiram setiap pagi dan sore hari.

            Setelah pengamatan beberapa hari, kini mereka sering melaporkan sendiri jika melihat ada perkembangan tumbuhan yang ditanam. “Ma, lihat daunnya sudah mulai besar. Ma, tanamannya sudah merambat sekarang.” Alhamdulillah… kini biji tanaman itu tumbuh dan bisa bermanfaat di kemudian hari. Insya Allah.

            Bahagia rasanya melihat biji tanaman yang dulu terbuang, kini bisa dimanfaatkan kembali. Selain itu, anak-anak yang ikut terlibat menjaga tanaman bisa belajar bersama. Semoga esok hari kita bisa menanam jenis tanaman lain ya, Nak.

#Tantangan10Hari
#KelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#ThinkCreative
#Day2


Bermain Air Melatih Kekuatan Otot Tangan

Bermain Air Melatih Kekuatan Otot Tangan

            Kali ini game level 9 kelas Bunda Sayang yang saya ikuti memiliki topik melatih kreativitas. Anak, Ibu, dan Ayah bisa terlibat didalamnya. Kreativitas tercipta dari 3 proses, menumbuhkan kembali cara kreatif yang sudah ada, memodifikasi ulang cara yang ada dengan tambahan inovasi, dan membuat inovasi yang baru. Semua anak dilahirkan kreatif dan memiliki pola piker yang berbeda satu dengan yang lain. Kita hanya tinggal melihat, mengamati, dan mengarahkan.
            Awalnya saya belum mempunyai ide untuk bermain dengan anak-anak. Seperti biasa setiap pagi anak yang sulung sudah berangkat ke sekolah, sambil mengisi waktu menunggu kakaknya pulang, saya dan Zafran anak saya yang kedua mulai bermain. Awalnya saya hanya membiarkannya berjalan di halaman depan. Melatih otot kakinya yang sedang melancarkan jalan agar seimbang. Namun lama kelamaan ia merasa bosan. Saya mengajaknya masuk kedalam rumah.
            “Aha, Mama ada ide Zaf, Kita main air yuk!” ajak saya pada Zafran.
Saya menyiapkan baskom, wadah dari berbagai ukuran dan bentuk, serta corong dan gelas takar. Saya mengisi gelas takar tersebut dengan air 500 mL. zafran terlihat gembira dan antusias melihat air. Saya memberinya contoh,bagaimana cara menuangkan air kedalam botol, kemudian menuangkannya lagi kedalam tempat minum, dan seterusnya. Hingga semua tempat terisi air secara bergantian. Saya mencontohkannya dengan menggunakan bantuan corong.
            Zafran mulai mencobanya sendiri, Otot tangannya memang terlihat lebih kuat sekarang. Dia sudah mampu mengangkat benda-benda yang sedikit lebih berat dan memindahkannya kelain tempat. Perlahan Ia menuangkan air. Mulanya menuangkan ke pinggir, tepatnya samaseperti menumpahkan air, kemudian saya mencontohkan dengan menggunakan corong, kini ia menuang air tidak tumpah terlalu banyak.
            Tak terasa waktu semakin bergulir, jarum jam dinding sudah menunjukkan pukul 11 siang, waktunya Zafran makan buah dan istirahat. Senang sekali rasanya melihat Ia aktif mencoba, walaupun baginya dirasa sebagai sebuah permainan, namun sebetulnya Ia sedang melatih kekuatan tangannya dengan permainan sederhana. Terima kasih sayang, Mama senang dan bangga atas semua usahamu.
#Gamelevel9
#kelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#Thinkcreative
#Tantangan10hari
#Day1

            

Saturday, November 11, 2017

Mari Belajar Arti Kreativitas


Apa kabar Bunda semua?

Sebagai orang tua tentunya kita sering membersamai anak dalam setiap kegiatannya. Banyak hal baru yang diajarkan pada mereka, ternyata membuat kita terkadang melupakan sisi kreativitas dari sudut pandang anak.

Ada beberapa hal yang membuat anak terhambat dalam menuangkan ide kreatifnya. Diantaranya :
- perbedaan sudut pandang orang tua dan anak
- anak sering diberi pernyataan sesuai kehendak orang tuanya (dogma yang dipaksakan)
-Anak dipaksa berpikir dalam satu kotak kerangka pemikiran yang sama

Hal ini menjadikan anak berpikir statis dan tidak berani mencoba pemikiran baru sesuai idenya. Padahal kita tak pernah tau, apa yang akan terjadi jika anak berusaha menuangkan ide kreatifnya menjadi sebuah hasil karya. Bisa jadi ide tersebut merupakan sebuah inovasi baru yang bermanfaat bagi orang banyak.

Oleh karena itu, Mari kita rubah perilaku kita dan selalu ada disamping mereka ketika sedang mengeksekusi karya kreatifnya.

Diskusi yang dilaksanakan di wa grup Kelas Bunda sayang tentang kreatif memunculkan banyak pendapat mengenai apa arti kreatif. Beberapa diantaranya adalah :
Kreatif itu
 ✅ selalu banyak ide
✅ aktivitas unik
✅ mencipta hal baru
✅ modifikasi dari yang sudah ada

Semua bebas berpendapat mengenai kreatifitas. Ditengah diskusi, kami sangat tertohok dengan beberapa tips yang perlu dilakukan saat membersamai anak menuju kreatif. Diantaranya adalah :

✏Ubah sudut pandang

Ternyata perbedaan sudut pandang menyebabkan kita melihat suatu kasus dengan hal yang berbeda. Seperti gambar yang kami lihat, jika fokus pada warna hitam, hanya terlihat bangunan hitam berupa siluet, namun jika fokus pada warna putih akan terlihat tulisan LIFT.

✏Jangan Terburu-buru berasumsi

Membersamai anak belajar terkadang membuat kita terburu-buru berasumsi bahwa apa yang dikerjakannya salah, tidak proporsional, dan sebagainya. Inilah hal yang salah, baiknya kita biarkan pendapatnya, dampingi, dan perbanyaklah pertanyaan.

✏Outside The Box Thinking

Jangan biarkan anak-anak hanya berpikir sebatas pengalaman dan pengetahuan kita saja. Biarkan mereka berpendapat dan menemukan hal baru lainnya.

Dalam prosesnya kreativitas ini mencakup tiga hal yaitu :

💭Evolusi

Memunculkan kembali ide lama

🎡Sintesis

Menggabungkan dua ide menjadi satu inovasi yang baru

📈 Revolusi

Ide yang benar-benar baru tercipta, sebuah inovasi segar hasil pemikiran kita

Proses kreativitas ini memang sangat panjang, baik ibu dan anak berharap bisa menuangkan idenya dalam hasil karya yang berharga dan bermanfaat. Tau kah Bunda, ternyata bukan hanya anak yang sering terpatok kreativitasnya? Hasil diskusi kami kemarin, seorang Ibu sering mengalami hambatan dalam berkreasi diantaranya karena kita sering minder, mental blok (diri sendiri sudah berpikiran tidak bisa), pengaruh lingkungan, dll.

Demikian hasil diskusi kami mengenai kreativitas di grup Bunda sayang IIP Bandung, semoga bermanfaat.

Sumber bacaan :
Diskusi bersama WAgrup #KelasBunsayIIP Bandung

#KuliahBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#ThinkCreative
 

Circle Life of Shalia Template by Ipietoon Cute Blog Design