Thursday, May 16, 2019

Aliran Rasa Melatih Kemandirian Anak


Alhamdulillah akhirnya beres 10 hari melatih kemandirian Kaka. Banyak hikmah dan pelajaran dari proses melatih kemandirian kali ini. Yang jelas, bukan hanya Kaka yang belajar tapi Mamanya juga.

Kaka yang berlatih mandiri, Mama yang berlatih sabar dan konsisten melatih Kaka. Meskipun ada beberapa halangan misalnya saja, ketika sedang sakit dan tantangan menjadi tertunda, namun kami tetap berusaha melanjutkan.

Proses ini berawal dari kebiasaan yang baik. Lama kelamaan kami harap menjadi terbiasa dan menjadikannya sebagai kebutuhan hidup. Menjadi orang yang mandiri adalah bekal untuk kehidupan dimasa depan kelak.

Belajar terus, berlatih lagi, termasuk kami sebagai orang tuanya agar menjadi lebih baik. Bismillah, semangat!

#aliranrasagamelevel2
#Tantangan10hari
#MelatihKemandirianAnak
#KuliahBundaSayang
@institut.ibu.profesional


Sunday, May 12, 2019

Aku Bisa Menyusun Lego Sendiri



Hari ke-10 Kaka belajar mandiri. Kali ini Kaka belajar menyusun lego sendiri. Bukan lego dengan bentuk besar, ini tiruan lego dengan ukuran kecil, dan agak rumit menyusunnya.

Berhubung mama papanya sedang mengerjakan pekerjaan yang lain, ia sendirian menyusun legonya tanpa bantuan.

Kaka mencoba merangkai lego dengan melihat buku petunjuk. Beberapa lama kemudian, ia memperlihatkan hasilnya pada saya. Ada bentuk rumah lengkap dengan pintu dan lampu luar,  beberapa jenis binatang seperti jerapah, kuda, ayam, anjing, serta panda lengkap dengan pohon bambunya.

Alhamdulillah, ternyata kaka bisa mandiri menyusun lego sendiri. Setelah selesai ia bermain dengan adiknya. Mereka bermain pretend play menggunakan lego yang kaka buat. Saya senang, karena kaka sudah bisa saya tinggal dan mau berusaha menyusun sendiri. Sementara saya bisa menyelesaikan pekerjaan domestik di rumah.

Semoga kedepannya, semakin banyak keterampilan yang bisa dilatih agar ia semakin mandiri. Aamiin.

#Harike10
#Tantangan10hari
#Gamelevel2
#MelatihKemandirian
#KuliahBundaSayang
#@Institut.ibu.profesional

Friday, May 10, 2019

Aku Bisa Mencuci Mangkok Sendiri

Berlatih Mandiri


Hari ke-9 berlatih mandiri, masih fokus pada belajar mencuci piring sendiri. Karena sedang menjalani ibadah puasa di Bulan Ramadhan, maka Kaka belajar mencuci piring setelah makan sahur.
Kebetulan menu kali ini mie bakso home made.

Sebetulnya saya kehabisan ide dalam mengolah daging yang tersisa di kulkas. Berhubung adiknya sejak kemarin meminta saya masak bakso, maka saat sahur saya membuat bakso home made berkejaran dengan waktu.
Alhamdulillah sempat sahur dengan tenang.

Bakso dan mie adalah salah satu makanan kesukaan anak saya yang pertama. Biasanya kalau ada mie, makannya menjadi lebih lahap dan cepat. Mungkin hal itu dikarenakan mie tinggal di sruput dan langsung kunyah sebentar lalu telan. Selain itu ada kuahnya yang membantu memudahkan makan agar lebih enak di tenggorokan.

Kali ini kaka langsung makan sendiri. Ia menyuap mienya perlahan, hingga akhirnya habis. Saya menambahkan taoge dan buncis sebagai sayurnya. Agar ada tambahan gizi di dalamnya.

Selesai makan, saya memintanya membantu saya mencuci mangkok dan sendok garpu bekas ia makan. Kakak pun menurut. Perlahan dia menyapukan busa pada mangkok, kemudian membersihkannya dengan air. Setelah itu, kaka membersihkan sendok dan garpu. Walaupun masih nawar hanya mencuci bekas makannya sendiri saja, belum mau ditambah porsinya, tetapi saya sudah bersyukur. Alhamdulillah ia mau mencuci bekas makannya.

Semoga besok-besok kaka mau membantu mam mencuci di dapur sedikit lebih banyak dari sebelumnya. Biar kalau mama sakit ada yang gantiin. Hehe... bisa jadi rivalnya mama. Makasih ya Ka, sudah mau berusaha.

Prosesnya menjadi anak mandiri saya harap terus bertumbuh setiap harinya. Walaupun kadang ada rengekan malas, tapi jika dijadikan kebiasaan setiap harinya, semoga menjadi kebutuhan mandiri bagi dirinya sendiri tanpa paksaan dari siapapun. Aamiin.

#harike9
#Tantangan10hari
#Gamelevel2
#MelatihKemandirian
#KuliahBundaSayang
@Institut.ibu.profesional

Wednesday, May 8, 2019

Aku Bisa Mencuci Piring Sendiri



Hari ke-8 Kaka berlatih untuk mandiri.

Kaka senang sekali dengan ayam krispi. Mendengar Mama memanggilnya untuk makan dengan ayam krispi, ia sangat antusias. Kemudian makan dengan lahapnya.

Saya yang menemaninya makan sambil menyuapi adiknya, senang melihat ia mau makan sendiri dengan lahap. Mungkin Kaka sedang lapar juga, jadi makanan kali ini dihabiskan lebih cepat.
Setelah itu, saya memintanya untuk melatih kemandirian selanjutnya.

Kali ini Kaka belajar untuk mencuci piring sendiri. Awalnya Kaka sedikit menolak dan ingin segera bermain dengan adiknya, namun setelah diingatkan untuk melakukan proyek kebaikan, akhirnya Kaka mau mencucinya.


Kaka mengambil sabun cuci piring, menyabuni piringnya, kemudian membersihkannya perlahan. Ia juga mencuci sendok bekas makannya. Alhamdulillah sekarang Kaka mulai membiasakan diri untuk mencuci piring setelah makan.

Hasil cuciannya pun sudah terlihat bersih dan sreeet... kinclong. Jadi saya tak perlu khawatir lagi akan cuciannya yang masih bau amis.

Kebetulan saat Kaka disuruh mencuci piring, di dapur ada neneknya dan papanya. Mereka pun melihat prosesnya, dan akhirnya sudah percaya dengan kemampuan kaka setelah melihat hasilnya.

Semoga keterampilan kaka untuk belajar mandiri semakin bertambah, dan Kaka mampu konsisten menjalankan tugas sebagai anak mandiri. Aamiin.

#Harike8
#Tantangan10hari
#GameLevel2
#Melatihkemandirian
#KuliahBundaSayang
#@institut.ibu.profesional

Monday, May 6, 2019

Belajar Mencuci Piring Sendiri

Belajar Mencuci Piring Sendiri

Hari ke-7 belajar mandiri

Hari ini kami pulang aga sore karena harus menjemput mertua. Setelah sholat maghrib, ternyata Kaka terlihat lapar. Ia meminta saya menyiapkan ayam krispi kesukaannya.

Alhamdulillah sudah dibumbui tadi, saya jadi tinggal menggorengnya dengan tepung. Ayam ini memang kesukaan kaka. Biasanya, ketika perut lapar, ia memilih menu ini, dan makannya terlihat lahap sekali.

Benar saja, setelah ayam matang, ia mengipasi ayamnya supaya cepat dingin, kemudian kaka makan dengan lahap. Tak lama kemudian, ia berhasil menghabiskan ayamnya. Alhamdulillah.

Setelah itu, kaka membawa piring kotornya ke tempat cuci piring dan ia mencuci piringnya sendiri. Alhamdulillah ia sudah bisa mencuci dengan bersih.
Di sekolah, ia sudah terbiasa mencuci, maka di rumah pun saya membiasakannya untuk mencuci.

Semoga esok hari ia mau mencuci tanpa diminta. Mencuci piring sebagai awal latihan kemandirian tahap selanjutnya.
Aamiin.

#harike7
#Tantangan10hari
#Melatihkemandirian
#gamelevel2
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Sunday, May 5, 2019

Belajar Membereskan Rumah

Hari ke-6 latihan belajar mandiri Kaka.

Seperti biasa setiap pagi dimulai dengan belajar makan sendiri di meja makan. Masih berlatih membiasakan mengerjakan sesuatu sampai selesai. Setelah itu, menyimpan piring di tempat cuci piring.

Pagi hari, karena berencana akan pergi ke  suatu tempat, saya meminta Kaka membantu saya menyapu dan membersihkan kamar. Saya harus menyelesaikan mencuci piring dan mencuci baju agar pekerjaan cepat selesai.

Alhamdulillah, kaka bersedia membantu. Bantal dan guling sudah disusun diatas kasur saat saya selesai mencuci piring.
Kemudian, mainan adiknya dibereskan ke tempat mainan dan lantainya disapu sampai bersih.

Senang sekali rasanya, Kaka sudah mau belajar membereskan rumah sendiri. Alhamdulillah, perlahan tugas saya terbantu olehnya.

Semoga, proses belajar kakak menjadi anak yang mandiri berjalan lancar ke depannya. Semakin banyak latihan kegiatan mandiri, keahlian yang didapat semakin banyak. Aamiin.

#harike-6
#gamelevel2
#tantangan10hari
#kuliahbundasayang
#melatihkemandirian
@institut.ibu.profesional.

Friday, May 3, 2019

Aku Ingin Jadi Anak yang Mandiri

Belajar Mandiri Sejak Dini


Hari ke-5 Kaka berlatih untuk mandiri mengerjakan sesuatu. Awalnya Kaka belajar makan sendiri di meja makan sampai selesai. Agaknya, pelajaran ini sudah mulai berhasil. Apalagi kalau ia sedang lapar dan menyantap makanan kesukaannya.

Hari ini kebetulan saya memasak ayam goreng krispi kesukaannya. Semenjak usianya 2 tahun, ia mulai menyukai makanan yang crunchy. Ia lebih suka makanan garing dan kriuk daripada yang dipepes atau direbus.

Ketika ia minta makan, saya menyiapkan nasi beserta ayam goreng dan beberapa potong wortel kukus. Kakak langsung berpesan agar nasinya jangan kebanyakan.

Baiklah, saya langsung menuruti permintaannya. Ia kemudian makan dengan lahap, dan alhamdulillah habis.
Kontan saja ia langsung laporan pada Mamanya kalau makanannya sudah habis.

Saya memintanya untuk segera mencuci piringnya sendiri setelah makan. Alhamdulillah hari itu, ia mulai berlatih lagi mencuci piring sendiri.
Sebenarnya ia sudah terbiasa di sekolah untuk mencuci setelah makan, namun jika di rumah, masih harus diingatkan kembali.

Semoga ini menjadi awal untuk dimulainya kebiasaan baru yang lebih baik lagi. Berlatih mandiri sejak dini. Mempersiapkan kebiasaan baik diawal, untuk menjadi kebiasaan lebih baik lagi dimasa tua nanti.

Sorenya setelah berbelanja dari supermarket, kakak membantu saya membereskan belanjaan dan memasukkannya ke dalam kulkas tanpa saya suruh. Alhamdulillah, kebiasaan baru dimulai kembali.

Walaupun tanpa jadwal yang pasti harus berlatih apa setiap harinya, namun saya berharap dengan pembiasaan kaka selalu belajar mandiri dan lebih baik lagi setiap harinya. Menemukan alasan, mengapa saya harus bisa mandiri oleh diri sendiri, rasanya lebih indah daripada harus disuruh selalu oleh Mamanya.
Insya Allah bisa mandiri, dan pasti bisa.

Semangat Kakak, Kami mendukungmu.
#Harike5
#Gamelevel2
#Tantangan10hari
#MelatihKemandirianAnak
#KuliahBundaSayang
@institut.ibu.profesional

Wednesday, May 1, 2019

Semangat Belajar Mandiri

Hari ke-empat kaka belajar untuk tetap makan di meja makan sendiri tanpa berjalan-jalan ke tempat lain.

Awalnya, masih tergoda untuk berjalan-jalan kesana kemari. Apalagi melihat adiknya yang sedang bermain di depan ruang TV. Namun, setelah berulang kali diingatkan, akhirnya kaka mau makan di meja makan dan menghabiskan makanannya tanpa sisa.

Prosesnya tentu saja tak berjalan mulus, ada rasa bosan melanda, ketika semua orang mulai beranjak dari meja makan. namun, saya terus menyemangati Kaka agar mau meneruskan makannya dan menghabiskan tanpa sisa.

Beberapa kali, Kaka terlihat bosan. Matanya mengalihkan pandangannya ke sekeliling. Adiknya yang berjalan lincah kesan kemari, membuatnya penasaran untuk segera melihat, apa yang terjadi di balik punggungnya.

Saya tak bisa terus menemaninya, saya harus mencuci piring dan membereskan rumah. akhirnya, saya memeberikan time out padanya. Saya meminta kakak untuk menyelesaikan makannya dalam waktu 15 menit. Akhirnya, ia merasa terpacu walau tak diawasi terus menerus. Saya yang hanya mengingatkan sambil lewat, melihat makanannya sudah hampir habis. Alhamdulillah, saya senang sekali. Hingga akhirnya Kaka sendiri yang menunjukkan piringnya sudah kososng. "Aku berhasil Ma!" 

Kaka semangat makan sendiri, setelah dinasehati berulang kali oleh mama papanya. Ia ingin memperbaiki diri, dan mulai belajar disiplin. Kami ingin disiplin kaka ini menjadi kebiasaan sampai usianya dewasa kelak. Semoga ketika dewasa nanti, disiplin dan manajemen waktu feeza semakin baik, dan mampu lebih baik lagi dari hari ini. Aamiin.

#harikeempat
# Tantangan10hari
#MelatihKemandirianAnak
#Gamelevel2
#KuliahBundaSayang
@institut.ibu.profesional

Kenali Penyebab Berkurangnya Bahagia dan Cara Menciptakan Bahagia Diawali dari Diri Sendiri




Halo Mams, apa kabar?

Beberapa waktu yang lalu, saya merasa semangat untuk bergerak sangat rendah sekali. Badan saya rasanya tidak fit, kurang tidur karena beberapa hari harus menjaga anak yang sedang sakit, ditambah lagi flu dan batuk yang tak kunjung sembuh menambah berat sakit kepala.


Di saat seperti ini, rasanya ingin sekali tidur dan mengistirahatkan badan. Ternyata, kenyataan berkata lain, saya harus menyiapkan kebutuhan suami dan anak pertama yang akan pergi ke sekolah. Sementara itu, anak ke dua yang terdengar sedang batuk terus menerus membuat saya segera berjalan ke arahnya dan membawakannya air hangat. 

Badannya yang demam, ditambah flu, dan batuk berat membuatnya tak nyaman untuk beraktivitas. Pastinya dalam keadaan seperti ini hanya ingin dipeluk dan digendong oleh Mamanya. Ia hanya mau tidur jika dipeluk Mamanya. Mama tak boleh beranjak pergi menjauh karena lebih nyaman jika duduk dan dipeluk Mama. Hmm… Mama butuh tenaga ekstra saat hal ini sedang terjadi.

Perhatian saya pada adiknya, ternyata harus bisa adil terbagi pada kakaknya yang menanyakan berbagai keperluannya sekolah. Padahal saya sedang ditawan oleh adiknya yang sedang sakit. Mau tak mau saya harus bergerak. Memasak sarapan yang simple, dan menyiapkan bekal sekolah kakak. Adik sementara saya minta duduk beristirahat sambil menonton tv.

Memasak, menyiapkan bekal, dan memandikan anak adalah kegiatan rutin setiap pagi hari yang harus dilakukan sebelum berangkat sekolah. Saya harus punya tenaga ekstra dan pikiran yang tenang serta bahagia dan ikhlas menjalani peran. Jika tidak, maka pekerjaan yang tak ada habisnya hanya akan menyisakan lelah dan sakit, tanpa pahala melimpah dan pancaran cahaya bahagia.Walaupun terkadang, godaan untuk marah muncul seketika pada saat badan sedang tidak fit, anak rewel, sementara banyak pekerjaan yang harus dikerjakan cepat. 

Semua itu membuat kepala pening dan mudah marah. Semakin lama memendam, ternyata malah tidak baik. Jika semua sudah berada di puncak kemarahan dan kesabaran stoknya semakin menipis, semua akan kena imbasnya. Pernah mengalami hal ini tidak, Ma?

Disinilah saatnya Mama mulai introspeksi diri dan flash back mengapa hal ini bisa terjadi. Karena jika hanya dipendam dan menyimpannya dalam-dalam, suatu saat akan menjadi bom waktu yang akan meledak dengan sangat dahsyat. 

Bahagia itu perlu diciptakan dalam diri

Nah, setelah flash back saya merasa ternyata kebahagiaan itu mutlak diperlukan dalam pengasuhan. Bahagia itu, harus saya yang menciptakan. Bukan mencari dimana arti bahagia, namun ciptakan sejak awal dalam diri sendiri.

Lalu, kenapa bahagia itu harus dimiliki oleh para ibu? Karena dari ibulah cahaya dalam rumah itu terpancar. Ibu yang memberikan sinar kehangatan untuk anak dan suami sehingga rumah terasa surga. Jika sudah tercapai keadaan ini, pastinya semua betah tinggal di rumah. 

Apa jadinya jika rumah terasa seperti kuburan? Tak ada sapaan, canda tawa, apalagi pancaran kehangatan ibu dengan segala kasih sayangnya. Saya pernah membaca sebuah artikel yang mengatakan,"Jika kau ingin merusak kehangatan sebuah keluarga, maka rusaklah jiwa ibunya." Ibu yang sudah masuk pada fase ini, akan membuat seisi keluarga hancur. Suami, anak, tak kan pernah betah di rumah. Maka, marilah kita bahagiakan diri kita sendiri dulu sebelum bisa mengabdi dalam keluarga dan masyarakat. 

Untuk dapat menjalani hidup dengan bahagia ternyata ada banyak hal harus diperbaiki. Diantaranya, kita perlu mencari tahu dahulu penyebab mengapa kebahagiaan itu seolah hilang dalam kehidupan. 

Ada beberapa penyebab diantaranya adalah :

# Sibuk dan Jenuh dengan Rutinitas Harian
Kesibukan Ibu rumah tangga yang begitu padat dengan jadwal harian tanpa jeda, membuat para Ibu terkadang jenuh dan telalu letih. Ia merasa kurang hiburan dan banyak tekanan. Di saat seperti inilah ibu rumah tangga sering merasakan kurang bahagia, dan berdampak pada lingkungan sekitar.

#Kurang Bersyukur dan Mentafakuri Diri
Sebagai Manusia yang berinteraksi dengan lingkungan sosial disekitarnya, terkadang kita sebagai Ibu banyak terpengaruh oleh gaya hidup dan berita yang belum tentu benar dan baik diterapkan dalam hidup. Pengaruh lingkungan, selalu melihat ke atas dan merasa iri akan keberhasilan orang lain, membuat kita kurang mensyukuri nikmat apa saja yang telah Allah berikan untuk kita. Akibatnya kita merasa diri ini yang paling menderita, padahal kita sendiri yang perlahan mengikis kebahagiaan yang sudah Allah berikan untuk kita.

# Kurang Mengenali Penyebab Berkurangnya Kebahagiaan
Apabila ditelusuri, ternyata kebahagiaan itu berkurang karena kita kurang menyadari penyebab berkurangnya kebahagiaan. Tolak ukur bahagia setiap orang pastinya berbeda-beda. Namun, terkadang sering melihat kebahagiaan dari kaca mata orang lain, menyebabkan kita menjadi kurang peka.


Setelah menyadari, mengapa kebahagiaan kita seolah hilang dari kehidupan, marilah kita ciptakan bahagia itu dalam diri. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan diantaranya adalah :

a.     Bersyukur atas Semua Nikmat yang Telah Diberikan oleh Allah
Sebagai hamba, kita wajib bersyukur atas semua pemberian Allah. Sekecil apapun nikmatnya, Allah telah memberikan yang terbaik untuk kita. Nafas yang bisa dihirup setiap pagi, bercengkrama dengan anak-anak, dan memulai hari dengan senyuman.

b.     Mulai Hari dengan Keyakinan dan Kepercayaan Diri
Setiap hari yang kita miliki, kita mulai dengan keyakinan dalam diri bahwa kita mampu melewatinya dengan bahagia. Jika ada aral melintang, maka ubah mind set kita dengan kalimat positif, bahwa ini harus tantangan yang harus ditaklukkan.

c.     Berpikir Sederhana
Pola berpikir kita yang terkadang terlalu jauh memandang kedepan, membuat kita jenuh dan dipenuhi oleh pikiran negatif. Ini hanyalah akan membuat pekerjaan semakin menumpuk, tanpa penyelesaian. Lebih baik pikirkan pekerjaan yang prioritas untuk diselesaikan terlebih dahulu, selesaikan satu per satu. Just simplify your Life.

d.     Berikan Award pada diri Sendiri
Setelah semua pekerjaan selesai dikerjakan, tak ada salahnya jika memberikan penghargaan pada diri sendiri. Bisa dengan melakukan perjalanan wisata, makan cokelat, atau beristirahat menonton film kesukaan. Apapun itu, yang dapat membuat kita nyaman dan menghargai setiap usaha yang telah kita lakukan.

e.     Berikan Waktu Istirahat untuk Diri Sendiri
Terkadang kebahagiaan menjadi tidak terasa, karena kita terlalu memaksa diri ini bekerja diluar kemampuan. Agar hal itu tidak terjadi, maka kita harus mengukur diri sebelum menerima pekerjaan. Buat skala prioritas, jadwal pekerjaan, dan tak lupa untuk me time. Hal ini akan mempermudah kita dalam melakukan pekerjaan, dan menikmati setiap kebahagiaan yang hadir. Saat badan sudah terasa lelah, lebih baik beristirahat terlebih dahulu, memberikan hak untuk tubuh. Setelah siap, barulah kita melanjutkan kembali pekerjaan yang belum selesai.

Kebahagiaan itu kita yang merasakan, semua dapat tercipta asal kita menikmati hidup diiringi syukur pada Allah. Semoga, setelah introspeksi diri, kebahagiaan dapat Mama ciptakan sendiri dan ditularkan untuk orang lain. Mama bahagia, anak dan suami lebih bahagia.
Selamat mencoba tips di atas ya Ma, semoga berhasil.  

#Bahagia







 

Circle Life of Shalia Template by Ipietoon Cute Blog Design