Wednesday, February 1, 2017

Menggunakan Kalimat Tunggal dalam Berkomunikasi


Kuliah Bunda Sayang kali ini sangat menantang saya. Sempat bertanya dalam diri, apa sanggup menyelesaikan tantangan konsistensi selama 10 hari ini kedepan ? Pasalnya setelah menjadi Ibu Rumah Tangga dengan segudang PR yang cukup banyak, banyak pula alasan yang selalu saya buat sebagai alibi untuk lalai dari tugas. Bukan alasan yang dibuat-buat sebenarnya. Saya sering lalai karena pemakluman dalam diri yang merasa sudah terlalu lelah dengan segudang aktivitas, dan akhirnya diri ini berkata … “sudah malam, saya butuh istirahat.”
Bismillah … berangkat dari niat menuju perubahan yang lebih baik, semoga tantangan yang diberikan semakin mengasah kemampuan dan konsistensi kedisiplinan dalam mengerjakan tugas.
Komunikasi Produktif yang dimaksud disini adalah komunikasi yang terjadi dalam anggota keluarga. Antara Istri dengan suami, Ibu dengan anak, Ayah dengan anak, dan komunikasi keseluruhan anggota keluarga dalam forum.
Banyak ilmu dalam komunikasi produktif yang saya belum praktekkan, diantaranya adalah menggunakan kalimat tunggal dalam memberikan kalimat perintah. Seringkali secara tidak sengaja penggunaan kalimat majemuk mnjadi kebiasaan dalam berkomunikasi dengan anak.


Setiap pagi hari, saya selalu membiasakan anak saya yang pertama untuk selalu pergi ke kamar mandi ketika dia bangun tidur.  “Feeza, bangun tidur langsung pipis, cuci muka, dan gosok gigi ya!” 
Saya selalu berusaha membiasakan hal tersebut agar dia tidak lupa menjaga kebersihan dirinya.  Anaknya sih masih terlihat mengantuk, dia hanya berguling dikasur dan berusaha bangun setelah ada tanda peringatan dari saya kalau hari beranjak siang.  3 kegiatan yang saya tekankan ternyata sering Ia lupa. Hanya pipis saja di kamar mandi, atau terkadang Ia bilang Ma, … “Mau sikat gigi dulu “, selanjutnya lupa deh belum cuci muka dan pipis. Tadinya .. Saya berharap 3 kegiatan itu bisa langsung dikerjakan sekaligus, ternyata saya salah. Untuk anak seusianya, yang masih belajar menangkap kalimat perintah, akan lebih efektif jika kita menggunakan kalimat tunggal saja. Jika meminta anak mengerjakan pekerjaan, biarkan Ia menyelesaikan satu per satu tugasnya, barulah kita menambahkan tugas berikutnya.
Pulang sekolah, saya coba menggunakan kalimat tunggal. “Feeza, sudah pipis belum?”, tanya saya. “Udah mah, tadi aku pipis disekolah”. Ah ..lega…satu tugas beres, kemudian saya memintanya untuk segera mengganti bajunya dengan baju santai dirumah. Ia memang sudah terbiasa untuk mengganti baju dan memilih baju kesukaannya yang nyaman Ia gunakan untuk bermain dirumah. Setelah beres, Ia menghampiri dan berkata, “Ma, Aku udah ganti baju ni”.  Seperti biasa Ia mengenakan baju kesukaannya lagi. Jika baju itu sudah dicuci dan kering, Ia selalu terpancing untuk menggunakannya lagi dan lagi. Tak apalah, jika memang dirasa nyaman untuknya, dan memang terlihat cocok Ia gunakan. Selanjutnya Saya memintanya segeramakan siang dan tidur siang.
Praktek penggunaan kalimat tunggal kali ini berhasil. Memang benar, kita harus senantiasa mengulang kebiasaan baik agar anak terbiasa. Namun, dengan kalimat tunggal ini anak lebih mengerti, dan segera mengerjakan permintaan kita.
  Senangnya melihat perubahan ini sedikit, demi sedikit  nak, semoga esok lebih baik lagi. Saya masih harus banyak belajar mengenai pola komunikasi yang baik dengan anak. Semangat menuju perubahan lebih baik, harus senantiasa ditanamkan dalam diri agar hasilnya dapat dirasakan dikemudian hari.

#Hari1
#Tantangan10hari
#Komunikasiproduktif
#Kuliahbunsay IIP


0 comments:

Post a Comment

 

Circle Life of Shalia Template by Ipietoon Cute Blog Design