Tuesday, April 2, 2019

Kunci Komunikasi Produktif dengan Buah Hati




"Kaa…ayo bangun!” ucap saya pada anak pertama setengah berteriak. Bagaimana tidak, sudah hampir empat kali membangunkannya, tapi ia tetap saja melanjutkan tidurnya sambil berkata santai,”aku masih ngantuk.” Hmmm… jurus yang kemarin dipraktekkan sudah mempan diawal, tapi kenapa kali ini tidak.

Saya yang mulai khawatir karena jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh yang artinya kaka harus segera siap-siap sekolah. Saya pun mulai memutar otak. Jurus apa lagi yang harus saya pakai agar kali ini saya tidak capek berteriak yang malah memancing emosi.

Memang sih, terkadang, kalau sudah diujung tanduk, yang sering keluar adalah memanggilnya kembali dengan intonasi yang tinggi. Biasanya jurus terakhir ini yang mempan membuatnya segera beranjak dari tidurnya. Ah, kali ini tidak. Saya mau coba cari cara yang lain.

Tiba-tiba saja saya teringat materi komunikasi produktif dengan anak. Salah satunya adalah Ganti perintah dengan pilihan. Saya membangunkan kembali anak saya, dengan memberikan pilihan. “Kaka, mau bangun sekarang dan bisa makan dengan tenang, atau kaka mau bangun 20 menit lagi dan siap-siap dengan buru-buru keburu jemputannya datang?” saya memcoba memberinya opsi.

Rupanya ia mendengar apa yang saya tanyakan, sambil berpikir. Akhirnya ia segera beranjak dan bangun dari tidurnya. “Aku mau bangun sekarang, Mah!” Kaka segera bersiap ke sekolah dan mama girang. Yes, akhirnya cara ini berhasil. Besok-besok mama coba lagi ah.

Kepada Kaka, saya berikan pujian atas sikapnya dalam memilih. “Kaka pinter ya!” ujar saya.” “Sikap Kaka kali ini tepat sayang,”puji saya padanya. Rupanya dalam memuji dan mengkritik juga harus jelas. Kita harus menyebutkan sikap apa yang perlu dipuji atau dikritik. Hal ini juga merupakan kunci komunikasi produktif karena jika salah dalam memuji sang anak bisa salah paham dalam menerima, dan merasa perbuatannya sudah tepat.

Nah, berdasarkan pengalaman tadi, saya mencoba menyimpulkan, ternyata agar bisa berkomunikasi produktif dengan anak saya harus melakukan beberapa hal berikut :

a. Berbicara Berhadapan
Terlihat sekali bedanya saat kita berkomunikasi berhadapan, dan kita berada di dua tempat yang berbeda. Walaupun itu satu rumah. Misalnya saja, saya di dapur dan anak saya di kamar. Saya menyuruh bangun sampai berteriak 8 oktaf pun ia tidak bangun. Mungkin karena ada suara air yang berisik di dapur, anak saya tidak melihat saya, dll.

b. Berbicara dengan menggunakan intonasi yang tepat

Intonasi ini sangat menentukan apa maksud dari pembicaraan kita dengan penerima respon. Terkadang karena intonasi yang meninggi, menyebabkan makna yang diterima oleh responden salah. Apabila akan berbicara dengan anak haruslah masuk ke frekuensi mereka.

c. Gunakan gestur tubuh
Apabila sudah berbicara berhadapan, walaupun nada biacara kita tidak tinggi, anak akan melihat gesture tubuh kita dalam berkomunikasi. Mata melotot, tangan diatas sambil menunjuk, anak sudah bisa membaca kemana arah komunikasi yang dimaksudkan. Oleh karena itu, isyarat gerakan tubuh kita sangat berpengaruh.

d. Ganti kalimat perintah dengan pilihan
Tips ini bermanfaat dalam memberikan kepercayaan pada anak untuk melatih pola pikirnya dan mulai belajar mengambil keputusan. Ia akan berpikir mana keputusan yang terbaik untuknya.

Nah, demikian kunci sukses komunikasi yang saya alami hari ini. Semoga bermanfaat juga untuk mama yang lain, ya. Salam saya untuk Si Kecil. Mari praktekkan kunci sukses komunikasi ini, agar tercipta hubungan yang lebih harmonis antara Mama dan sang buah hati. Aamiin.


#harike2

#gamelevel1

#Tantangan10hari

#KomunikasiProduktif

#KuliahBundaSayang

@institut.ibu.profesional.






11 comments:

  1. Berkomunikasi dengan anak atau suami, menggunakan komunikasi asertif, memang lebih efektif.
    Tidak perlu mengeluarkan tenaga atau memancing emosi, tujuan biasanya akan lebih mudah tercapai

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul teh. semakin banyak ilmu yang dipelajari mengenai komunikasi produktif ini, saya jadi tau mana yang lebih efektif.

      Delete
  2. Aku jadi ingat videonya Bu Elly Risman, katanya mau tau gak cara agar anak bisa nurut dalam 1 menit? Intinya dia bilang bicaralah dengan lemah lembut. Cocok sama yg poin ke-2 ya.

    ReplyDelete
  3. Nah ini...suka lupa, bawannya pakai kalimat perintah. Trus keinget, weeh salah. Ulang lagi deh...Lagian anak suka ikut cara kita berkomunikasi. Makasih remindernya...

    ReplyDelete
  4. wah bagus banget sih bun sharingnya, jadi paham saya. Kadang kalau lagi kesel suka nyuruh ponakan dengan nada perintah, padahal mah gak boleh ya. Jadi merasa bersalah. Sebagai onty yang baik perlu juga nih belajar parenting. Nanti kalau punya anak sendiri jadi enggak kagok. Makasih bun.

    ReplyDelete
  5. Iya teorinya sih begitu...kalau sudah tetburu-buru, ibu jadi lupa teori komunikasi produktif, he he he

    ReplyDelete
  6. Iya teorinya sih begitu...kalau sudah tetburu-buru, ibu jadi lupa teori komunikasi produktif, he he he

    ReplyDelete
  7. Setuju mom, komunikasi ama anak nggak mesti narik urat leher. Yang lebih penting adalah gimana cara kita membuat anak berpikir dengan jernih dan mengajarinya mengambil keputusan. Adu urat hanya bikin capek dan tertekan

    ReplyDelete
  8. Hahaha, aku nih masih suka teriak-teriak. Padahal anakku tuh kalau udah teng jamnya ya langsung gerak. Karena dia tahu konsekuensinya kalau telat. Tapai mulut ibunya udah seperti alarm saja. Masih kurang 15 menit sudah ngomong terus nginget2in, wkwkwkwk. Next kudu tahan diri nih.

    ReplyDelete
  9. Borkomunikasi dengan anak susah susah gampang ya bun. Banyak yang harus kitapahami sebagai orang tua. Tengyu sharingnya bun.

    ReplyDelete
  10. Keren mb kesimpulan cara berkomunikasi dengan buah hati. Blh tambah ya...lakukan dengan bahasa yg sesuai dgn usia anak kita. Kalau sy sih gitu mb. Ok deh thx sharingnya yes...

    ReplyDelete

 

Circle Life of Shalia Template by Ipietoon Cute Blog Design