Friday, July 14, 2017

Kata Hati tentang LDR

                    

Ada yang punya pengalaman tinggal LDR dengan suami ? 
Kalau ada, kita tos dulu yuk… pasti Mama punya banyak kata hati tentang LDR, sama seperti saya. Kali ini, saya menuliskan tentang LDR dan pendapat bagaimana kalau suami berbisnis dirumah atau kerja kantoran.
            Saya mengikuti tantangan di grup nulis berhadiah menuliskan topik ini, Alhamdulillah jadi pemenangnya. Yuk simak bareng-bareng Mama, siapa tau kita bisa ngobrol lebih banyak tentang LDR J

"Kapan Aku diajak ke Jakarta, Pah?"
Pertanyaan yang spontan terucap saat minggu malam tiba. Waktu libur 2 hari tak kan pernah cukup untuk memenuhi keinginan kami bercengkrama bersama. Rasanya waktu selalu berlari menemani kebersamaan kami.

Ada rasa sedih yang selalu menyelinap saat menyadari hari minggu akan segera berakhir, karena itu berarti kebersamaan kami di hari libur akan berakhir pula.
Kami harus bersiap menguatkan batin dan fisik untuk kegiatan rutin yang ada didepan sana.
Bukanlah hal yang mudah menguatkan hati kembali untuk siap bekerja dan beraktivitas ditengah asyiknya menikmati detik-detik kebersamaan kumpul keluarga. Apalagi jika salah satu dari anak kami sedang sakit. Rasanya berjuang tanpa teman lebih berat dan sesak. Hehe... lebay.
Hanya Ibu-ibu LDR yang bisa merasakan dan mengerti bagaimana rasanya.

Tak heran, jika setiap suami akan pergi, rasanya ingin selalu memeluknya erat. Menghentikan setiap detik yang berjalan, menikmati helaan napas dan degup jantung yang terdengar, dan tak kan pernah mau melepasnya. Betul kan Bu?

Saat ada pertanyaan "Pilih suami berbisnis atau kerja kantoran?" dalam Grup Nulis Berhadiah, tentunya jleb masuk menembus jantung.
Kalau sudah masuk situasi drama LDR, pastinya semua Ibu-Ibu yang ditinggalkan suaminya akan memilih suaminya berbisnis dirumah.
Keluarga akan tumbuh bersama, saling mencintai, dan menghabiskan waktu tanpa dibatasi weekend atau on duty.
Selain itu, penghasilan yang diterima pun bukan lagi bergantung dari Bos. Semua bergantung pada usaha mandiri bisnis yang dijalankan.
Eiits, tapi jangan salah... bisnis pun tak selamanya mengasyikkan. Banyak lika-liku dan jurang yang tajam untuk dihadapi. Semua harus diperhitungkan dengan matang tanpa gegabah.
Oleh karena itu, sebagai istri, kita hanya bisa mendukung dan mendoakan yang terbaik untuk suami.

Saya yakin jika saatnya tiba, Pak Suami sudah cukup dengan ilmu dan modalnya, bisnis akan segera dijalani. Harapan untuk tinggal bersama dalam satu atap guna bisa mendidik serta membesarkan anak hingga dewasa kelak akan segera tercapai.
Allah selalu punya rencana terbaik untuk setiap Hamba-Nya. Mungkin saat ini, detik ini, yang terbaik ya seperti ini.

Dalam setiap pengharapan untuk bisa tinggal bersama di satu kota, Pak Suami selalu berujar "Sabar ya, Papa sedang usaha. Doakan usahanya lancar, dan kita bisa segera tinggal bersama.
Nyes, perlahan air mata jatuh membasahi pipi dan menggetarkan hati. "Dibalik ketegarannya, sebenarnya Ia merasakan setiap jengkal harapan istrinya". 

Kalau sudah ada kata-kata begini, mana mungkin bisa mendebat dan "keukeuh" dengan argumen pribadi.
Sabar, sabar ya Bu... batinku dalam hati. Mungkin, hari ini belum tiba saatnya. Semoga ketika saat itu tiba, nikmatnya berkumpul bersama membuat kami semakin mencintai satu sama lain dan keluarga yang kami bina semakin sakinah sebagai bekal menuju Jannah-Nya. Aamiin...

Ini adalah sebagian cuplikan pmbicaraan pasangan LDR, saya yakin masih banyak pengalaman lain dari Mama yang juga mengalami LDR dengan pasangan. Semoga kita segera diberikan jalan untuk tinggal bersama ya Ma :) 




  




0 comments:

Post a Comment

 

Circle Life of Shalia Template by Ipietoon Cute Blog Design