Saturday, May 6, 2017

Pengamatan Gaya Belajar Anak Hari ke-2


          Pada hari ke-2 Nafeeza tiba-tiba saja mencetuskan ide untuk membuat  playdough. Ia tertarik untuk segera mempraktekkan percobaan yang ada di buku. Saat itu Nafeeza sedang membaca buku percobaan sederhana, dan hampir semua percobaan membutuhkan lilin mainan sebagai bahan tambahannya. Daripada harus membeli, saya menyarankannya untuk membuat sendiri. Sebelumnya kami pernah mempraktekkan membuat playdough dan berhasil, oleh karena itu, saya mempunyai sedikit bayangan mengenai bahan yang dibutuhkan untuk membuat playdough dan bagaimana cara membuatnya.
            Setelah mengingat kembali segala bahan yang diperlukan dengan melihat di Youtube, kami pun mulai menyiapkan bahan. Nafeeza yang mengambil bahannya, sementara saya sambil mengasuh adiknya, bertugas untuk menyebutkan bahannya satu per satu. Bahan yang diperlukan untuk membuat playdough adalah tepung terigu, garam, minyak kelapa, pewarna makanan, baskom kecil, dan tempat kedap udara untuk menyimpan playdough supaya bisa bertahan lama.
            Perlahan, setelah semua bahan terkumpul saya meminta Nafeeza untuk membuat playdough. Pertama campurkan tepung terigu dengan garam, perbandingannya, satu banding tiga. Kemudian tambahkan air sedikit-demi sedikit ( untuk tepung 200 gram dibutuhkan air 50mL) lalu masukkan minyak sayur kurang lebih dua sendok makan, dan terakhir tambahkan pewarna makanan sesuai warna yang diinginkan. Apabila dirasa adonan masih terlalu lengket, maka dapat ditambahkan garam atau terigu, hingga adonan bisa dibentuk.
            Setelah adonan playdough jadi, Nafeeza memainkannya dan bermain sesuai imajinasinya. Ia membuat kue dari playdough, bercerita dengan kue buatannya, dan membentuk sesuka hatinya. Menurut pengamatan saya, kali ini gaya belajar Nafeeza gabungan antara visual dan kinestetik. Ia terlihat ingin mencoba hal baru, dan lebih ingat materi pelajaran jika Ia mempraktekkannya. Walaupun rumah sedikit berantakan sesudah Nafeeza belajar membuat playdough, namun saya lebih senang jika ia mau praktek dan berusaha membuat mainan sendiri.
            Pada hari ke-2 Zafran belajar mendengarkan suara. Berhubung saya harus membuatkan sarapan dan makan siang, biasanya jika tidak ada yang mengasuh Zafran, saya akan membawanya kedapur. Turut serta melihat saya beraktivitas di dapur.
            Terkadang, karena bosan menunggu, lama kelamaan ia akan bosan dan menangis. Saat itu, saya berusaha menenangkannya dengan memberikannya mainan, berupa alat-alat yang ada didapur, dan membunyikannya. Biasanya saya memberikan sutil dan kaleng.
            Saya akan mncontohkan beberapa gerakan untuk memukul, sehingga menghasilkan bunyi. Kemudian setelah itu, ia akan tertarik untuk mencoba, dan membunyikan kaleng dengan memukulkan spatula diatasnya.
            Berdasarkan pengamatan saya, gaya belajar seperti ini disebut gaya belajar kinestetik dan auditory. Ia sedang belajar membedakan bunyi-bunyian dan mencoba mempraktekkan bagaimana cara yang bisa dilakukan untuk menghasilkan bunyi. Sehingga, esok hari, ia akan mampu membedakan bunyi apa yang dihasilkan dari benda yang dipukulkan.
Demikian pengamatan gaya belajar dihari ke-2, semoga apapun gaya belajarnya, anak-anak menikmatinya, dan menjadikan mereka pribadi yang sukses.
#tantangan10hari
#tantanganharike-2
#gayabelajaranak
#kuliahbunda sayang
# IIP
              



0 comments:

Post a Comment

 

Circle Life of Shalia Template by Ipietoon Cute Blog Design