Wednesday, May 1, 2019

Kenali Penyebab Berkurangnya Bahagia dan Cara Menciptakan Bahagia Diawali dari Diri Sendiri




Halo Mams, apa kabar?

Beberapa waktu yang lalu, saya merasa semangat untuk bergerak sangat rendah sekali. Badan saya rasanya tidak fit, kurang tidur karena beberapa hari harus menjaga anak yang sedang sakit, ditambah lagi flu dan batuk yang tak kunjung sembuh menambah berat sakit kepala.


Di saat seperti ini, rasanya ingin sekali tidur dan mengistirahatkan badan. Ternyata, kenyataan berkata lain, saya harus menyiapkan kebutuhan suami dan anak pertama yang akan pergi ke sekolah. Sementara itu, anak ke dua yang terdengar sedang batuk terus menerus membuat saya segera berjalan ke arahnya dan membawakannya air hangat. 

Badannya yang demam, ditambah flu, dan batuk berat membuatnya tak nyaman untuk beraktivitas. Pastinya dalam keadaan seperti ini hanya ingin dipeluk dan digendong oleh Mamanya. Ia hanya mau tidur jika dipeluk Mamanya. Mama tak boleh beranjak pergi menjauh karena lebih nyaman jika duduk dan dipeluk Mama. Hmm… Mama butuh tenaga ekstra saat hal ini sedang terjadi.

Perhatian saya pada adiknya, ternyata harus bisa adil terbagi pada kakaknya yang menanyakan berbagai keperluannya sekolah. Padahal saya sedang ditawan oleh adiknya yang sedang sakit. Mau tak mau saya harus bergerak. Memasak sarapan yang simple, dan menyiapkan bekal sekolah kakak. Adik sementara saya minta duduk beristirahat sambil menonton tv.

Memasak, menyiapkan bekal, dan memandikan anak adalah kegiatan rutin setiap pagi hari yang harus dilakukan sebelum berangkat sekolah. Saya harus punya tenaga ekstra dan pikiran yang tenang serta bahagia dan ikhlas menjalani peran. Jika tidak, maka pekerjaan yang tak ada habisnya hanya akan menyisakan lelah dan sakit, tanpa pahala melimpah dan pancaran cahaya bahagia.Walaupun terkadang, godaan untuk marah muncul seketika pada saat badan sedang tidak fit, anak rewel, sementara banyak pekerjaan yang harus dikerjakan cepat. 

Semua itu membuat kepala pening dan mudah marah. Semakin lama memendam, ternyata malah tidak baik. Jika semua sudah berada di puncak kemarahan dan kesabaran stoknya semakin menipis, semua akan kena imbasnya. Pernah mengalami hal ini tidak, Ma?

Disinilah saatnya Mama mulai introspeksi diri dan flash back mengapa hal ini bisa terjadi. Karena jika hanya dipendam dan menyimpannya dalam-dalam, suatu saat akan menjadi bom waktu yang akan meledak dengan sangat dahsyat. 

Bahagia itu perlu diciptakan dalam diri

Nah, setelah flash back saya merasa ternyata kebahagiaan itu mutlak diperlukan dalam pengasuhan. Bahagia itu, harus saya yang menciptakan. Bukan mencari dimana arti bahagia, namun ciptakan sejak awal dalam diri sendiri.

Lalu, kenapa bahagia itu harus dimiliki oleh para ibu? Karena dari ibulah cahaya dalam rumah itu terpancar. Ibu yang memberikan sinar kehangatan untuk anak dan suami sehingga rumah terasa surga. Jika sudah tercapai keadaan ini, pastinya semua betah tinggal di rumah. 

Apa jadinya jika rumah terasa seperti kuburan? Tak ada sapaan, canda tawa, apalagi pancaran kehangatan ibu dengan segala kasih sayangnya. Saya pernah membaca sebuah artikel yang mengatakan,"Jika kau ingin merusak kehangatan sebuah keluarga, maka rusaklah jiwa ibunya." Ibu yang sudah masuk pada fase ini, akan membuat seisi keluarga hancur. Suami, anak, tak kan pernah betah di rumah. Maka, marilah kita bahagiakan diri kita sendiri dulu sebelum bisa mengabdi dalam keluarga dan masyarakat. 

Untuk dapat menjalani hidup dengan bahagia ternyata ada banyak hal harus diperbaiki. Diantaranya, kita perlu mencari tahu dahulu penyebab mengapa kebahagiaan itu seolah hilang dalam kehidupan. 

Ada beberapa penyebab diantaranya adalah :

# Sibuk dan Jenuh dengan Rutinitas Harian
Kesibukan Ibu rumah tangga yang begitu padat dengan jadwal harian tanpa jeda, membuat para Ibu terkadang jenuh dan telalu letih. Ia merasa kurang hiburan dan banyak tekanan. Di saat seperti inilah ibu rumah tangga sering merasakan kurang bahagia, dan berdampak pada lingkungan sekitar.

#Kurang Bersyukur dan Mentafakuri Diri
Sebagai Manusia yang berinteraksi dengan lingkungan sosial disekitarnya, terkadang kita sebagai Ibu banyak terpengaruh oleh gaya hidup dan berita yang belum tentu benar dan baik diterapkan dalam hidup. Pengaruh lingkungan, selalu melihat ke atas dan merasa iri akan keberhasilan orang lain, membuat kita kurang mensyukuri nikmat apa saja yang telah Allah berikan untuk kita. Akibatnya kita merasa diri ini yang paling menderita, padahal kita sendiri yang perlahan mengikis kebahagiaan yang sudah Allah berikan untuk kita.

# Kurang Mengenali Penyebab Berkurangnya Kebahagiaan
Apabila ditelusuri, ternyata kebahagiaan itu berkurang karena kita kurang menyadari penyebab berkurangnya kebahagiaan. Tolak ukur bahagia setiap orang pastinya berbeda-beda. Namun, terkadang sering melihat kebahagiaan dari kaca mata orang lain, menyebabkan kita menjadi kurang peka.


Setelah menyadari, mengapa kebahagiaan kita seolah hilang dari kehidupan, marilah kita ciptakan bahagia itu dalam diri. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan diantaranya adalah :

a.     Bersyukur atas Semua Nikmat yang Telah Diberikan oleh Allah
Sebagai hamba, kita wajib bersyukur atas semua pemberian Allah. Sekecil apapun nikmatnya, Allah telah memberikan yang terbaik untuk kita. Nafas yang bisa dihirup setiap pagi, bercengkrama dengan anak-anak, dan memulai hari dengan senyuman.

b.     Mulai Hari dengan Keyakinan dan Kepercayaan Diri
Setiap hari yang kita miliki, kita mulai dengan keyakinan dalam diri bahwa kita mampu melewatinya dengan bahagia. Jika ada aral melintang, maka ubah mind set kita dengan kalimat positif, bahwa ini harus tantangan yang harus ditaklukkan.

c.     Berpikir Sederhana
Pola berpikir kita yang terkadang terlalu jauh memandang kedepan, membuat kita jenuh dan dipenuhi oleh pikiran negatif. Ini hanyalah akan membuat pekerjaan semakin menumpuk, tanpa penyelesaian. Lebih baik pikirkan pekerjaan yang prioritas untuk diselesaikan terlebih dahulu, selesaikan satu per satu. Just simplify your Life.

d.     Berikan Award pada diri Sendiri
Setelah semua pekerjaan selesai dikerjakan, tak ada salahnya jika memberikan penghargaan pada diri sendiri. Bisa dengan melakukan perjalanan wisata, makan cokelat, atau beristirahat menonton film kesukaan. Apapun itu, yang dapat membuat kita nyaman dan menghargai setiap usaha yang telah kita lakukan.

e.     Berikan Waktu Istirahat untuk Diri Sendiri
Terkadang kebahagiaan menjadi tidak terasa, karena kita terlalu memaksa diri ini bekerja diluar kemampuan. Agar hal itu tidak terjadi, maka kita harus mengukur diri sebelum menerima pekerjaan. Buat skala prioritas, jadwal pekerjaan, dan tak lupa untuk me time. Hal ini akan mempermudah kita dalam melakukan pekerjaan, dan menikmati setiap kebahagiaan yang hadir. Saat badan sudah terasa lelah, lebih baik beristirahat terlebih dahulu, memberikan hak untuk tubuh. Setelah siap, barulah kita melanjutkan kembali pekerjaan yang belum selesai.

Kebahagiaan itu kita yang merasakan, semua dapat tercipta asal kita menikmati hidup diiringi syukur pada Allah. Semoga, setelah introspeksi diri, kebahagiaan dapat Mama ciptakan sendiri dan ditularkan untuk orang lain. Mama bahagia, anak dan suami lebih bahagia.
Selamat mencoba tips di atas ya Ma, semoga berhasil.  

#Bahagia







20 comments:

  1. Bahagia mama adalah bahagia yang harus diciptakan dalam diri juga ya mbak, situasi dan lingkungan akan terpancar auranya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Mba, kalau dalam dirinya sudah bahagia, Insya Allah terpancar kebaikan dan bahagia untuk sekitar

      Delete
  2. Ya, para motivator juga bilang bahagia itu mudah, semudan kita memutuskan.bahagia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, harus diciptakan dalam diri sendiri dulu yang memutuskan

      Delete
  3. Mantap tipsnya mama Lia.. Memang ya jadi mama itu harus sabar. Stok bahagianya harus setoples penuh. Tidak boleh kurang. Soalnya efeknya kasian ke anak anak. Anak anak jadi ikutan mudah murung dan bete.
    Suka deh dengan tipsnya tentang pentingnya memberi rewards atau memberi waktu istirahat untuk diri sendiri. Selepas tugas kantor, sebelum menghadapi anak dirumah kita perlu refresh barangesebentar. Biar tidak mudah jutek

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Mba, ternyata sebelum bertemu anak kita harus memberi hak dulu pada diri sendiri. Biar kalau marah tidak dilampiaskan kepada anak-anak

      Delete
  4. Bahagia itu ketika kita ikhlas dan bersyukur dengan semua anugerah Allah

    ReplyDelete
  5. Terkadang ketika kita ingat-ingat banyak ya yang lebih sulit daripda kita. Nyatanya kita lebih bahagia. Ini bener banget mungkin bisa disebabkan kurang bersyukur. Bahagia jg bisa byk macam ya dari hal sederhana jg bisa. Makasih mba sharingnya.

    ReplyDelete
  6. Just simplify your Life.
    Setuju semua dengan tipsnya. Saya jika sedang dalam masa seperti itu langsung cari waktu me time. Nulis..ngeblog, baca buku..menyendiri kadang perlu dan menuangkan isi pikiran lewat tulisan sungguh membantu :)

    ReplyDelete
  7. Selain itu mungkin butuh support antar sesama anggota keluarga, Mbak. Jadi setiap ada yang merasa hopeless atau kelelahan, ada support system yag otomatis membangkitkan semangat.

    ReplyDelete
  8. Setuju mbak. Bahagia itu kita sendiri yang menciptakan. Saya selalu cepet lihat ke bawah saat sedang terpuruk. Terima kasih sharingnya mb.

    ReplyDelete
  9. Bener mbak. Bahagia itu memang dari diri sendiri dan harus diciptakan sendiri. Aku merasakan hal ini banget. Dibuat mudah saja.

    ReplyDelete
  10. Pernah banget ngerasain ini waktu kegiatan di luar rumah menumpuk. Awalnya sya mau hypnoterapi tp akhirnya gak jadi krna sya menerapi diri sendiri. Mencari sumber kebahagiaan dan Alhamdulilah berhasil

    ReplyDelete
  11. Iyes Mbak, bahagia itu diciptakan. Dan Kebahagiaan berbanding lurus dengan rasa syukur.

    ReplyDelete
  12. Setuju banget, bahagia itu diciptakan dari sendiri ya mbak. Semoga kita dijauhkan dari permasalahan

    ReplyDelete
  13. Setuju bahagia itu ada dlm diri kita bukan diluar sana. Jdi pndai2lah memanjakan diri untuk kebahagiaan kita...

    ReplyDelete
  14. Setuju bun, kebahagiaan harys diciptakan bukan di cari. Sebab kita tidak akan menemukannya. Ibu bahagia keluaga akan damai, ibu stres, anak dan suamibikut stres.

    ReplyDelete
  15. Terima kasih ya mbak tulisannya bikin lega mak-mak yang sibuk di rumah ini.

    ReplyDelete
  16. Yups mbak, berpikir sederhana memang lebih menenangkan. Disaat beban pekerjaan yg menumpuk, lakukan satu per satu sj, nggk usah muluk2 ekpektasi sana sini bs mengerjakan semuanya seketika.

    Nice sharing mb

    ReplyDelete

 

Circle Life of Shalia Template by Ipietoon Cute Blog Design